iklan Dr. Noviardi Ferzi
Dr. Noviardi Ferzi

Oleh : Dr. Noviardi Ferzi

Kecerdasan adalah kemampuan beradaptasi terhadap perubahan. Kutipan  dari Stephen Hawking ini sontak saya ingat ketika melihat perhelatan Tanwir II Pemuda Muhamadiyah di Jambi, 4 - 6 Maret 2022. Terus terang dari banyak organisasi kepemudaan saya menilai Pemuda Muhamadiyah bukan hanya cerdas beradaptasi pada perubahan, tapi cerdas pula mewarnai perubahan tanpa merubah identitas yang mereka miliki sebagai kader Muhammadiyah, kader umat Islam, dan kader bangsa.

Hari ini seperti orang lain, saya termasuk orang percaya seorang pemuda bisa memiliki pengaruh besar terhadap lingkungannya bahkan dunia, termasuk oleh kawan - kawan yang berhidmat di Pemuda Muhamadiyah.

Jika menoleh sejarah, sejak dahulu pergerakan selalu dilakukan oleh anak-anak muda. Pahlawan nasional juga pernah muda pada masanya. Ketika mereka bergerak bersama dalam Boedi Utomo pada 1908, hingga ketika mereka mengumpulkan anak - anak muda dari berbagai daerah di Indonesia dan bersumpah dalam Sumpah Pemuda.

Namun itu dulu, tantangan pemuda juga berubah seiring zaman, tak masanya lagi melihat pergerakan pemuda dalam ranah politik semata. Jika dulu, perjuangan untuk memerdekakan bangsa juga dilakukan oleh banyak pemuda di masa pasca kemerdekaan. Tapi kini para pemuda tak cuma bergerak di bidang politik, tapi juga seni budaya, ilmu pengetahuan, pendidikan, kesehatan, penelitian, sampai kemanusiaan.

Dalam hal ini saya ingat pesan Ali ibn Abi Thalib yang mengatakan, Jangan memaksakan tradisi Anda sendiri kepada anak-anak Anda, karena mereka hidup di era yang berbeda dengan Anda. Pemuda Muhammadiyah hari inipun sama, hidup di era yang berbeda dengan tantangan yang pasti berbeda.

Pemuda identik dengan sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, kemurnian idealismenya, keberanian dan keterbukaan menerima hal-hal baru, semangat pengabdiannya, spontanitas, inovatif, kreatif, keinginan untuk segera mewujudkan hal-hal yang baru, keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap yang mandiri.

Generasi milenial Muhammadiyah saat direpresentasikan melalui Nasyiatul Aisyiyah dan Pemuda Muhammadiyah. Memasuki era digital sekarang ini membawa tantangan dakwah tersendiri bagi Pemuda Muhammadiyah. Terlebih, Muhammadiyah memiliki objek dakwah dari berbagai generasi.

Tantangan dakwah semakin berat di tengah kondisi masyarakat yang terus berubah. Pemuda Muhammadiyah harus siap memberikan solusi untuk masalah dakwah tersebut. Pemuda Muhammadiyah harus ambil bagian dalam dakwah di era milenial ini.

Saat ini dunia digital menjadi arena yang paling keras termasuk untuk menyuarakan apa saja dengan terbuka dan bebas. Bahkan, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir pernah mengingatkan, orang seperti tanpa redaksi menulis apa saja. Kalau hal itu terus terjadi, jangan-jangan perang dunia ke tiga lahir dari media sosial.

Menurutnya Media Sosial amat deras dengan manipulasi kebenaran menjadi Simulacra. Adanya opini, hoax dan prasangka diabsolutkan menjadi sebuah kebenaran melalui sebuah video singkat, atau ujaran-ujaran singkat. 


Berita Terkait



add images