iklan Dr. Noviardi Ferzi.
Dr. Noviardi Ferzi.

Ketiga, Dalam jangka panjang ketika inflasi Indonesia selalu lebih tinggi daripada inflasi negara-negara lain maka nilai tukar rupiah akan terdepresiasi ceteris paribus. Akibatnya adalah biaya impor komoditas dari negara-negara tersebut menjadi lebih mahal sehingga net ekspor Indonesia pun mengecil. Artinya, daya saing ekspor kita akan menurun.

Solusinya apa, soal inflasi pemerintah daerah harus mengalokasikan dana cadangan untuk menambah subsidi. Karena, secara nasional masyarakat masih belum pulih dari pandemi, terbukti ada 11 juta lebih pekerja yang kehilangan pekerjaan, jam kerja dan gaji dipotong, hingga dirumahkan. Jika ditambah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dikhawatirkan tekanan ekonomi sekitar 40 persen kelompok rumah tangga terbawah akan semakin berat. 

Selain itu ada 64 juta UMKM yang bergantung dari BBM subsidi. Pemerintah juga harus memikirkan efek ke UMKM, karena subsidi ini bukan hanya kendaraan pribadi tapi juga dipakai kendaraan operasional usaha kecil dan mikro.

Mengatasi Inflasi di Jambi pemerintah harus punya dana cadangan untuk menambah subsidi. Pemerintah kota misalnya, jangan hanya fokus menaikan pajak dan retribusi semata, tapi di sisi yang lain pemerintah Kota wajib meningkatkan dana belanja sosial sebagai kompensasi kepada orang miskin dan rentan miskin atas naiknya pajak dan retribusi. Karena inflasi yang tinggi gejala awal dari kemiskinan dan ini bisa dilihat dari prosentase kemiskinan dan stunting di Kota Jambi.

* Pengamat


Berita Terkait



add images