JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Masa aksi demonstrasi yang melakukan aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Gedung DPR RI Jakarta, pada Selasa 5 September kemarin, membawa-bawa nama Puan Maharani.
Masa aksi yang terdiri dari mahasiswa, buruh dan masyarakat ini, mengungkit kisah Ketua DPP PDI-Perjuangan itu yang sempat menangis saat ada kenaikan harga BBM di era Presiden Susilo Bambang Yudhono (SBY).
Salah satu orator aksi dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) yang juga merupaka koordinator aksi, menyindir Puan Maharani dan DPI-P yang sempat menangis saat kenaikan BBM di era SBY seolah mereka berpihak kepada rakyat.
"Kita tahu semua bahwa dulu ketika di zaman SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), semua kadernya PDIP wabilkhussus Puan Maharani yang sekarang Ketua DPR itu kan nangis-nangis ada kenaikan (harga) BBM. Nangis-nangis gitu, seolah-olah berpihak kepada rakyat," kata orator.
Dia menanyakan keberpihakan Puan Maharani saat ini di ketika pemerintah Jokowi memutuskan menaikkan harga BBM.
Puan dianggap tidak berpihak apa-apa kepada rakyat. Puan sama sekali tidak mengkritik kebijakan kenaikan harga BBM itu.
"Tapi sekarang setelah menjadi Ketua DPR apa yang dilakukan, apakah dia juga nangis terhadap kenaikan (harga) BBM yang sekarang? Apalagi ngomongin kenaikan Pertalite itu sangat tinggi, mengalami kenaikan 30 persen, kan gila gitu," ujarnya.
Dia bilang, saati ini tidak pernah mendengar Puan berkomentar soal kenaikan harga BBM.
"Dia nggak ada tanggapan keberpihakannya terhadap rakyat, hari ini kita cari, hari ini kita pengen minta statement-nya, apa statement-nya dia terhadap kenaikan BBM ini kepada rakyat, apakah akan nangis-nangis lagi atau gimana," paparnya.
Puan Siap Akomodir Aspirasi Pendemo