iklan Polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun Stadion Kanjuruhan saat pengamanan kerusuhan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) malam.
Polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun Stadion Kanjuruhan saat pengamanan kerusuhan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) malam. (Net)

Tragedi Heysel di Stadion Heysel atau kini dikenal King Baudouin Stadium, Brussel, pada 29 Mei 1985 bisa jadi rujukan.

Saat itu, ada 39 orang tewas dan 600 korban lainnya luka-luka karena salah satu sisi tribun ambruk akibat keributan antara pendukung Liverpool FC dan Juventus sebelum laga final Piala Eropa diselenggarakan.

Beberapa hari setelah insiden terjadi, FIFA menghukum semua tim Inggris agar tidak berpartisipasi di ajang Piala Eropa, Piala Winners, dan Piala UEFA. Khusus The Reds, mereka absen di Eropa hingga musim 1990–1991.

Meski demikian, tidak ada hukuman bagi timnas Inggris. Buktinya, mereka masih tampil di Piala Dunia 1986 dan 1990 plus Euro 1988. Hal tersebut bak angin segar bagi Indonesia demi mempertahankan status tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan.

Hanya, yang memberatkan adalah insiden dua hari lalu terjadi di Indonesia. Sementara tragedi Heysel terjadi di Belgia yang bukan asal dari Liverpool dan Juventus. Jadi, potensi dicabutnya status tuan rumah di Piala Dunia U-20 tetap besar.

Sanksi FIFA bagi klub Indonesia baru bisa diterapkan tahun depan. Sebab, tahun ini tidak ada lagi wakil Indonesia di Liga Champions Asia dan AFC Cup. Terakhir adalah PSM Makassar yang dikalahkan Kuala Lumpur FC 1-5 (24/8) pada final zona ASEAN. (jpg/fajar)


Sumber: www.fajar.co.id

Berita Terkait



add images