iklan

Awal order ia dapat kesempatan memberikan souvenir untuk para kafilah dan tamu MTQ tingkat provinsi.

"Awalnya kami mengerjakan 50 lembar untuk souvenir dan Alhamdulillah semua orang suka," ungkapnya.

Untuk mematenkan hasil karya dalam membatik, dirinya mengatakan sudah mengajukan Hak Kekayaan Intelektual (Haki) untuk batik ciptaannya.

"Dibantu dengan Dinas Perindag kami sudah mau mendaftarkan Haki karya kami," jelasnya.

Dirinya mengungkapkan jika harga batik buatannya ada berbagai macam harga, mulai dari harga Rp 135 ribu hingga Rp 350 ribu untuk bahan yang terbaik. Untuk pengiriman, saat ini sudah merambah ke luar negeri.
"Paling jauh, kami kirim ke Beijing, waktu itu ada pesanan perusahaan yang pesan. Kalau di Indonesia ke provinsi lain, Kalimantan, kementerian dll," bebernya.

Pria 5 anak ini menuturkan jika setiap hari dirinya bersama karyawannya, dapat menyelesaikan batik sekitar 10 lembar. Katanya proses dari awal pembuatan bermula pada pengecapan kemudian, diwarnai, dijemur sampai kering diviksasi atau dibuat anti luntur selama 6 jam setelah itu direbus, dicuci baru dijemur.

"Untuk membuatnya kalau sekarang kami punya yang membantu ada 2 orang, dan tetangga-tetangga dekat rumah sambil santai mau membantu, Alhamdulillah saat ini omsetnya setiap bulan mencapai 10 hingga 30 juta," demikian katanya. (*)


Berita Terkait