iklan

JAMBIUPDATE.CO,- Denmark begitu perkasa di babak kualifikasi Piala Dunia 2022. Akan tetapi, status mereka bukan favorit juara melainkan hanya kuda hitam.

Tim Dinamit, julukan Denmark, meraih tiket kedua zona Eropa hanya dalam delapan pertandingan di Grup F. Saat itu, Denmark menyapu bersih seluruh pertandingan, mencetak 27 gol dan tanpa sekali pun kebobolan.

Gawang Denmark baru kebobolan di pertandingan kesembilan saat Simon Kjaer dan kawan-kawan menang 3-1 atas Kepulauan Faroe. Setelah itu, di laga terakhir, mereka kalah 0-2 di Skotlandia.

Tiket yang mereka dapatkan pada 13 Oktober 2021 itu mengantar Denmark ke Piala Dunia untuk kali keenam. Sebelumnya, mereka berpartisipasi di edisi 1986, 1998, 2002, 2010, dan 2018.

Dari lima partisipasi sebelumnya, prestasi terbaik juara Eropa 1992 itu adalah melaju hingga babak delapan besar. Itu dicatatkan Peter Schmeichel dan kawan-kawan di Piala Dunia 1998. Saat itu, langkah mereka dihentikan Brasil dalam duel sengit yang berakhir dengan skor 3-2.

Pada tiga partisipasi selanjutnya prestasi terbaik mereka hanya tembus babak 16 besar di dua kesempatan. Termasuk di Piala Dunia 2018 Rusia yang kala itu Denmark dihentikan Kroasia dalam drama adu penalti.

Melihat perjalanan Denmark di kualifikasi dan fakta bahwa skuad mereka sebagian besar berada di usia emas, Tim Dinamit cukup percaya diri bisa membuat kejutan.

“Kami bukan Brasil, Jerman, atau Prancis, tetapi kami memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain,” kata gelandang Denmark, Pierre-Emile Højbjerg dikutip dari News 24.

Walau demikian, Denmark hanya akan menjadi kuda hitam. Status itu bahkan digemakan FIFA. Dalam situs resminya, FIFA menyebut Denmark menjadi salah tim kuda hitam yang diperhitungkan.

"Saya pikir itu (status kuda hitam) bagus karena itu berarti kami jelas melakukan sesuatu yang benar," kata Pelatih Denmark, Kasper Hjulmand kepada FIFA.com.

Sang pelatih yang sangat yakin bisa membentuk Denmark menjadi negara adidaya dengan sepak bola menyerang.

Mereka tidak gentar menantang para favorit. Termasuk sang juara bertahan Prancis yang menjadi lawan mereka di Grup D bersama Tunisia dan Australia.

"Kami tidak berpikir kami lebih baik dari tim yang lain, tetapi kami tahu bahwa kami adalah tim yang bagus dan kami dapat bersaing dengan siapa pun," tegasnya.

Sukses tembus ke babak semifinal Piala Eropa bisa menjadi salah satu alasan optimisme sang pelatih. Selain itu, mereka datang ke Qatar dengan kekuatan lebih lengkap setelah kapten ketiga sekaligus top skor mereka, Christian Eriksen kembali bergabung dalam tim.

Kembalinya Eriksen adalah sebuah keajaiban sepak bola. Itu karena ia sempat kolaps dan mengalami serangan jantung di babak penyisihan grup Piala Eropa 2020. Pascainsiden itu, Eriksen menyebut dirinya sudah “pergi” dari dunia selama lima menit.

Eriksen kembali bermain sepak bola beberapa bulan kemudian. Pada Maret –287 hari setelah ia mengalami serangan jantung– playmaker 30 tahun itu membuat comeback internasionalnya yang luar biasa. Ia mencetak gol ke gawang Belanda hanya dua menit setelah masuk lapangan.

Pascainsiden Eriksen, Tim Dinamit menampilkan semangat juang luar biasa. Eriksen menjadi simbol harapan tim dan di Piala Dunia 2022 mendatang, ia diprediksi akan menjadi salah satu bintang turnamen.

Sang gelandang sendiri sangat terkesan dengan cara Denmark melenggang ke Piala Dunia 2022. "Kami sudah bermain bagus dan mendapatkan hasil yang bagus. Sangat menyenangkan untuk melihat seberapa baik itu berjalan,” tegas pemain Manchester United itu.

Denmark akan memulai perjuangan mereka di Qatar menghadapi Tunisia pada 22 November. Setelah itu mereka akan menantang Prancis yang mereka kalahkan dengan skor 2-0 di UEFA Nations League September lalu. Fase grup kemudian akan mereka tutup dengan duel kontra Autralia. (amr/zuk-dir/fajar)


Sumber: fajar.co.id

Berita Terkait