JAMBIUPDATE.CO, SAROLANGUN- Mahalnya harga pupuk saat ini membuat petani padi di Kabupaten Sarolangun mengeluh. Bukan saja harga pupuk yang semakin mahal, petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk. Selain itu obat-obatan berupa insektisida yang dibutuhkan dalam memberantas hama penyakit padi sawah dirasa mahal.
“Keluhan kami saat ini harga pupuk yang cukup mahal dan masalah obat-obatan, maka kami harap Dinas Pertanian mencari solusinya bagi kami,” pinta M. Sofian, anggota Kelompok Tani Selang Rengas Kelurahan Sarkam, Sarolangun.
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Selang Rengas, Suherman mengatakan, di Kelurahan Sarkam ini ada hamparan sawah dengan luas 86,9 hektar. Terdiri dari tujuh kelompok tani dan satu gabungan kelompok tani serta satu perkumpulan Kelompok Petani Pemakai Air (KP3A).
”Disini saya sampaikan bahwa di Kelurahan Sarkam rata-rata IP 250 dengan hasil produksi rata-rata 800 ton gabah kering pertahun dan berasnya 6.500 ton pertahun. Kemudian di Sarkam ini juga ada penangkar Asai dan pasokan benih sampai ke Kecamatan Batang Asai,” jelasnya.
Disampaikannya, di areal persawahan sudah ada saluran air primer. Namun belum sampai ke ambang batas atau embung. Kemudian pihaknya juga dapat bantuan dari balai, berupa bangunan 250 meter bangunan saluran diberbagai tempat.
“Sawah tadah hujan, kebanyakan yang kami alami banjir pak, karena saluran primer belum selesai. Kita dua saluran primer ada di tengah dan di samping ini,” jelasnya.
Henrizal, Penjabat Bupati Sarolangun menanggapi keluhan masyarakat tersebut mengatakan, dalam persoalan saluran air ini akan ditanggapi oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun tahun 2023 mendatang. Diakuinya akan ada oplah saluran air seluas 68 hektar.
”Kalau ada pupuk bersubsidi dan insektisida dari Pemerintah Provinsi Jambi, akan segera diinformasikan kepada petani,” pungkasnya. (hnd)
