JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - 1 Desember menjadi tanggal diperingatinya Hari AIDS Sedunia sebagai bentuk menumbuhkan kesadaran adanya wabah yang disebabkan oleh virus HIV tersebut.
Selain itu, peringatan ini juga ditujukan untuk menunjukan simpati pada orang-orang yang memiliki teman, keluarga atau pasangan yang meninggal karena penyakit tersebut.
AIDS sendiri merupakan singkatan dari Acquired Immunodefficiency Syndrome atau kondisi menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga rentan terkena berbagai infeksi.
Penyakit ini mulai menjangkit banyak orang di akhir dekade 1970-an sampai Amerika menyatakan status epidemi AIDS pada tahun 1981 sampai awal 1990-an.
Sampai saat ini status tersebut masih berlaku seiring dengan masih banyaknya jumlah pengidap di seluruh dunia.
Hari AIDS Sedunia pertama kali digagas oleh dua orang dari Program AIDS untuk WHO, James W. Bunn dan Thomas Netter pada tahun 1987.
Mereka berdua memberi tahu Direktur Program AIDS Global (kini disebut dengan UNAIDS), Dr. Jonathan Mann.
Mann menyetujui ide Bunn dan Netter serta berencana menyelenggarakan Hari AIDS Sedunia pertama pada tanggal 1 Desember setahun kemudian.
Mann merasa pemilihan ide itu akan mendapat eksposur besar dari media yang baru saja selesai meliput pemilu di Amerika.
Bunn dan Netter berpendapat bahwa 1 Desember itu cukup lama dari waktu pemilu sehingga tanggal itu dianggap mati dalam kalender peliputan dan juga mendekati libur Natal.
Dengan begitu Hari AIDS Sedunia pertama memiliki momentum yang tepat untuk mendapat sorotan dari media.
Di dua tahun pertama peringatan, fokus diutamakan pada penderita anak-anak dan generasi muda. Hal itu menyebabkan peringatan ini mendapatkan kritikan karena AIDS bisa menimpa saja tanpa melihat usia.
Akhirnya, Hari AIDS Sedunia tidak lagi secara khusus berfokus pada anak-anak dan generasi muda melainkan semua usia.
Hasil dari perubahan itu adalah adanya perubahan stigma pada pengidap dan masalah ini dianggap sebagai salah satu penyakit dalam keluarga.