JAMBIUPDATE.CO, ACEH- Mega proyek jalan tol trans Sumatera emang beda. Melintasi banyak kawasan hutan dengan sumber daya alam di dalamnya, desain struktur jalan tol pun akhirnya menyesuaikan keadaan.
Jika di jalur Tol Pekanbaru-Dumai ada enam terowongan lintasan gajah, seperti yang baru saja dikunjungi Presiden RI Jokowi Rabu (4/1), ternyata di beberapa daerah lain pada bentangan Jalan Tol Trans Sumatera juga dibuat terowongan khusus satwa liar.
Di Aceh, PT Hutama Karya sebagai pengembang dan pengelola jalan tol trans Sumatera membuat terowongan jalur lintasan satwa liar di kawasan bentangan Tol Sibanceh (Tol Sigli – Banda Aceh
Direktur Operasi III Hutama Karya, Koentjoro dalam rilis resminya mengatakan terowongan perlintasan satwa liar ini didesain untuk mengakomodir habitat satwa liar di sekitar tol Sibanceh tepatnya di Seksi 1 (Padang Tidji – Seulimeum).
Dalam rancangan Hutama Karya, akan terbagi menjadi tiga bagian jalur perlintasan satwa liar. Pertama perlintasan dengan struktur konstruksi jembatan untuk gajah di KM 13+755 hingga 13+871.
Kedua adalah terowongan khusus untuk jalur perlintasan reptil di KM 10+000 hingga 15+100 menggunakan produk beton tulang pracetak berbentuk segi empat.
Ketiga adalah terowongan perlintasan dengan konstruksi jembatan kanopi jaring kabel untuk primata di KM 11+000 hingga KM 13+0000.
Reptil adalah hewan melata atau merayap seperti ular, cicak hutan dan lainnya.Sementara primata adalah jenis makhluk hidup yang mencakup monyet, kera dan lainnya.
Adapun progres pekerjaan untuk jembatan gajah sudah melebihi 66% pada akhir tahun lalu. Sementara 5 dari 10 box beton untuk perlintasan reptil, dan untuk perlintasan primata masih dalam proses observasi BKSDA.
“Kami berharap perlintasan satwa liar ini dapat mempertahankan ekosistem satwa sekitar dan menciptakan infrastruktur yang ramah lingkungan serta mengantisipasi risiko satwa liar yang masuk ke main road jalan tol,” tegas Koentjoro lagi.
Sebelum ini, tepatnya 4 Desember 2022, Presiden RI Jokowi juga meninjau langsung lokasi salah satu terowongan lintasan gajah di Tol Pekanbaru-Dumai, tepatnya di KM 12 pada Kamis (5/1).
Dari ketinggian struktur badan tol Pekanbaru-Dumai, Jokowi sempat ngintip beberapa gajah sedang lewat beraktivitas di sekitar jalan tol yang ada terowongan gajahnya itu.
Kata Jokowi, pembangunan tol tidak boleh mengganggu perlintasan satwa yang dilindungi, seperti Gajah Sumatera yang ada di Riau ini.
Pembangunan infrastruktur katanya harus tetap menjaga kelestarian satwa liar. Tak hanya di Riau, hal ini kata Jokowi juga akan dilakukan di tempat lain.
“Saya kira beberapa tempat memang kita membangun terowongan-terowongan, lintasan untuk hewan-hewan yang dilindungi tersebut,” tutur Presiden.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau Genman S. Hasibuan mengatakan pembangunan terowongan gajah di jalan tol Pekanbaru-Dumai adalah langkah adaptasi atas pembangunan ruas jalan tol yang telah membelah habitat gajah di dua kota dan dua kabupaten di Provinsi Riau.
Total populasi gajah di area ini mencapai 76 ekor. “Kami dari Balai Besar KSDA Riau bekerja sama bersama Hutama Karya untuk membuat terowongan gajah sehingga gajah itu pergerakannya tidak terganggu,” ungkapnya.
Terowongan ini dibangun pada jalan Tol Pekanbaru - Dumai Seksi 4. Semua terowongan akan menjadi Perlintasan Gajah Agar tetap terhubung dengan 8 Kantung Gajah-Gajah tersebut tinggal yang tersebar di bagian sisi kiri dan kanan tol berdiri.
Adapun enam perlintasan pertama di Sungai Takuana lokasinya di Seksi 2 dan tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak. Kemudian lima perlintasan lainnya berada di Seksi 4 dekat dengan Suaka margasatwa Balai Raja.
Terowongan Perlintasan Gajah di tol Pekanbaru-Dumai ini dibuat juga untuk menjaga keselamatan para pengguna Jalan Tol.
Struktur bangunan terowongan lintasan Gajah ini telah dibuat menyesuaikan dengan habitat aslinya di alam. Berukuran clearance 5,1 meter dan Lebar 40 meter. Pada bagian kiri dan kanan jalan yang ada disekitar Terowongan Perlintasan Gajah tersebut dibuat pagar pengaman agar satwa-satwa tersebut aman dan selalu terjaga ekosistemnya.
Progres Konstruksi Jalan Tol Aceh
Adapun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Sigli – Banda Aceh (Sibanceh) Seksi 2 (Seulimeum – Jantho) sepanjang 6,35 Km pada April 2022, telah menambah panjang ruas tol Sibanceh yang telah beroperasi hingga saat ini dengan total 30 Km. Ruas sisanya saat ini masih dalam proses konstruksi.
PT Hutama Karya juga telah berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian pembangunan agar dapat tersambung seutuhnya yang nantinya akan terbentang sepanjang 74,2 km.
Progress konstruksi pada ruas tol Sigli – Banda Aceh juga terus berjalan, mulai dari Seksi 1 (Padang Tidji – Seulimeum), Seksi 5 (Blang Bintang – Kutobaro) dan Seksi 6 (Kutobaro – Simpang Baitussalam).
“Keseluruhan konstruksi pada ruas tol ini ditargetkan selesai tahun 2023 sehingga dapat segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar,” tutur Koentjoro.
Saat ini Hutama Karya telah mengoperasikan 3 (tiga) seksi di Tol Sigli – Banda Aceh, yaitu Seksi 2 Seulimeum – Jantho (6,35 km), Seksi 3 Jantho – Indrapuri (16 Km), dan Seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang (14 km) dengan peningkatan Lalu lintas Harian Rata-Rata (LHR) yang cukup baik dibanding tahun sebelumnya.
Hutama Karya mencatat LHR pada Kuartal III (Juli – September) 2022 meningkat 150% menjadi 1.647 kendaraan per hari jika dibandingkan Kuartal III Tahun 2021 yang hanya mencapai 649 kendaraan per hari.
Namun demikian, kata Koentjoro, LHR tersebut hanya mencapai 39% dari LHR business plan yang telah direncanakan yakni 4.198 kendaraan perhari.
Jika telah terhubung secara penuh, tol ini mampu memperlancar lalu lintas dan meningkatkan distribusi barang dan jasa, apalagi jalan tol ini nantinya akan tersambung sampai Medan sehingga nantinya akses wisatawan maupun wirausaha akan semakin terbuka lebar. (*)
Editor: Dona Piscesika
Sumber: jambiekspres.co.id