Rumah dan Mesin Pencetak Uang (Bungo)
Kabupaten Bungo pada tahun 1946 silam atau satu tahun pasca kemerdakaan, pernah memiliki mesin pencetak uang resmi milik pemerintah Republik Indonesia (RI). Mesin ini masuk dalam koleksi historika dengan ukuran panjang panjang 2.025 cm, lebar 1.303 cm dan tinggi 83 cm.
Mesin ini disimpan dalam sebuah rumah di Dusun Pulau Pakan, Bungo Dani, Bungo. Saat ini, mesin ini sudah dipindahkan ke Museum Siginjai Jambi.
Lokasi : Dusun Pulau Pakan, Bungo Dani, Bungo
Dibangun Tahun : Rumah 1900, Pencetakan uang 1948
Kondisi Saat ini : Ruah masih terawat, mesin pencetak uang disimpan Museum Perjuangan Jambi
Jarak dari Kota Jambi : 291,4 KM
Jembatan Beatrix (Sarolangun)
Dibangun hampir belasan tahun lamanya yang dimulai sejak 1923 hingga diresmikan pada tahun 1939. Sementara penamaan Beatrix sendiri, menurut cerita turun temurun, diambil dari nama Beatrix Wilhelmina Armgard, yang menjadi Ratu Belanda kala itu.
Disampaikannya, bahwa bukti sejarah jembatan tersebut, hanya tersaji pada prasasti pahatan batu granit sepanjang 40 cm dengan lebar 30 cm di pangkal jembatan bagian selatan bila ditempuh dari Sri Pelayang. Dan meski berumur puluhan tahun, Jembatan Beatrix tampak masih berdiri kokoh.
Lokasi : Dusun Sri Pelayang, Kelurahan Sarkam, Sarolangun
Dibangun Tahun : 1923, diresmikan tahun 1939
Kondisi Saat ini : Salah satu jembatan penyebrengan di Sarolangun
Jarak dari Kota Jambi : 190 KM
Rumah Tuo (Merangin)
Rumah Tuo merupakan salah satu objek wisata pra sejarah yang berada di salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jambi, tepatnya di Kelurahan Kampung Baruh Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin yang berjarak sekitar 30 KM dari pusat Kota Bangko.
Rumah Tuo merupakan Rumah Kajang Lako pertama yang didirikan pada sekitar Tahun 1330 oleh seorang laki-laki yang namanya biasa disebut keturunannya Puyang Bungkuk, memakan waktu satu tahun dan baru ditempati ditahun 1333 yang menurut hitungan orang pada zaman dahulu merupakan angka keberkahan.
Lokasi : Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Tabir, Merangin
Dibangun Tahun : 1330
Kondisi Saat ini : Masih ditempati, 70 persen masih alami
Jarak dari Kota Jambi : 250 KM:0 n. B. Knkk
Mesjid Agung Pondok Tinggi (Sungai Penuh)
Menurut catatan pengurus masjid, semula masjid ini disebut Masjid Pondok Tinggi. Dikutip dari wikipedia, pembangunannya dimulai pada tgl 1 Juni 1874, dan dibangun secara berangsur-angsur dan bergotong-royong hingga selesai sepenuhnya pada awal abad-20. Nama Masjid Agung Pondok Tinggi disematkan oleh Wakil Presiden RI yang pertama, Drs. H. Mohammad Hatta, ketika ia mengunjungi masjid ini pada tahun 1953.[2]
Lokasi : Desa Pondok Tinggi, Kecamatan Pondok Tinggi, Sungai Penuh
Dibangun Tahun : 1874 Masehi
Kondisi Saat ini : Terawat, rutin digunakan sebagai tempat beribadah
Jarak dari Kota Jambi : 419 KM
Mesjid Keramat Pulau Tengah (Kerinci)
Secara administratif, Masjid Keramat terletak pada Desa Koto Tuo Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi. Lokasi dari masjid ini berjarak sekitar 16 kilometer dari Kota Sungai Penuh, yang bisa ditempuh dengan perjalanan selama 40 menit hingga satu jam, dan lokasinya pun tak jauh dari Danau Kerinci.
Menurut cerita tokoh masyarakat Pulau Tengah, dimana masjid Keramat dibangun pada tahun 1896 Masehi, dan merupakan salah satu masjid tertua di Kerinci selain Masjid Agung Pondok Tinggi. Pemberian nama keramat sendiri didapat dari keajaiban masjid, yang selalu lolos dari berbagai bencana. Bahkan, beberapa kali lolos saat Belanda membakar Desa Pulang Tengah.
Lokasi : Dusun Koto Tuo Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kerinci
Dibangun Tahun : 1896 Masehi
Kondisi Saat ini : Terawat, rutin digunakan sebagai tempat beribadah
Jarak dari Kota Jambi : 425 KM
(tim/pas/*)