iklan
Kedua adalah terowongan khusus untuk jalur perlintasan reptil di KM 10+000 hingga 15+100 menggunakan produk beton tulang pracetak berbentuk segi empat.

Ketiga adalah terowongan perlintasan dengan konstruksi jembatan kanopi jaring kabel untuk primata di KM 11+000 hingga KM 13+0000.

Reptil adalah hewan melata atau merayap seperti ular, cicak hutan dan lainnya.Sementara primata adalah jenis makhluk hidup yang mencakup monyet, kera dan lainnya.

Adapun progres pekerjaan untuk jembatan gajah sudah melebihi  66% pada akhir tahun lalu. Sementara  5 dari 10 box beton untuk perlintasan reptil, dan untuk perlintasan primata masih dalam proses observasi BKSDA.

“Kami berharap perlintasan satwa liar ini dapat mempertahankan ekosistem satwa sekitar dan menciptakan infrastruktur yang ramah lingkungan serta mengantisipasi risiko satwa liar yang masuk ke main road jalan tol,” tegas Koentjoro lagi. 

Semehtara itu, Ketua Tim Kunker Komisi V DPR RI Irmawan mendukung percepatan pembangunan Tol Sigli-Banda Aceh dan konstruksinya yang menyisakan tiga seksi lagi yaitu Seksi 1, 5, dan 6.

"Dengan adanya tol ini selain pemerataan ekonomi, juga akan memangkas jarak dan waktu tempuh perjalanan dari Banda Aceh ke Sigli dari sekitar tiga jam dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok melalui perbukitan menjadi hanya satu jam perjalanan," kata Triono saat mendampingi Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi V DPR RI ke Provinsi Aceh, Kamis (2/2/2023).

Sementara Direktur Jalan Bebas Hambatan Budi Harimawan Semihardjo mengatakan, Tol Sigli-Banda Aceh  merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendorong perkembangan perekonomian di Provinsi Aceh. (*)


Sumber: jambiekspres.co.id

Berita Terkait



add images