iklan

JAMBIUPDATE.CO, KIEV-- Perang yang tak kunjung usai membuat jutaan pengungsi Ukraina yang tersebar di seluruh Eropa mulai berpikir untuk menetap selamanya di negara tempat mereka berlindung. Ini menimbulkan tantangan untuk kembali membangun ekonomi ketika perang akhirnya berhenti.

Studi yang dilakukan oleh badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UNHCR menunjukkan, sebagian besar pengungsi Ukraina ingin kembali suatu hari nanti. Namun, hanya satu dari sepuluh orang yang punya rencana untuk kembali dalam waktu dekat.

Kepada Reuters, Jumat (7/7), empat bos perusahaan mengakui, saat ini mereka tengah bergulat dengan kemungkinan banyak pengungsi tidak akan kembali. Imbasnya, tenaga kerja akan menyusut selama bertahun-tahun yang akan datang. Perubahan demografi serius yang harus dipikirkan pemerintah.

Volodymyr Kostiuk, CEO Farmak, salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Ukraina yang memiliki hampir 3.000 karyawan dengan pendapatan setara USD 200 juta setahun sebelum perang, mengatakan bahwa dengan begitu banyak orang di luar negeri, mengungsi atau wajib militer, perusahaan terancam kekurangan pekerja laboratorium yang berkualitas dan spesialis produksi.

"Kita perlu mencoba mengembalikan mereka ke Ukraina, karena kita sudah melihat bahwa semakin lama orang berada di luar negeri, semakin sedikit mereka ingin kembali," kata Kostiuk.

Natalka Korzh, 52, seorang sutradara TV dan ibu dua anak, meninggalkan rumah impian yang baru dibangun ketika dia melarikan diri dari roket yang jatuh di Kyiv pada hari-hari awal perang. Dia baru saja menetap di Portugal, dan tidak berencana untuk kembali bahkan ketika pertempuran di Ukraina berhenti.

"Sekarang, di usia 52 tahun, saya harus memulai dari awal," kata Korzh, yang ingin membuka badan amal di Portugal untuk membantu migran lain di kota Lagoa, yang sekarang disebutnya rumahnya.

Bukan hanya kekurangan tenaga kerja, penyusutan tenaga kerja juga mengurangi permintaan konsumen dalam jangka panjang. Fozzy Group, yang mengoperasikan jaringan supermarket terkemuka, membuka kembali toko di daerah sekitar Kyiv setelah mundurnya Rusia dari wilayah tersebut dalam beberapa bulan pertama pertempuran.

Tapi, Dmytro Tsygankov, direktur Fozzy yang bertanggung jawab atas lini produk baru mengatakan, kunjungan pembeli masih sangat sedikit. Dia mengatakan, kunjungan klien pada Mei meningkat dibandingkan tahun lalu, tetapi masih 16 persen di bawah Mei 2021, sebelum invasi.


Berita Terkait



add images