iklan
"Kami tidak dapat berbicara tentang pemulihan ketika kami memiliki beberapa juta orang yang tidak membeli apapun, mereka tidak ada di negara ini," kata Tsygankov.

Populasi Makin Menyusut

Dengan jutaan penduduk yang mengungsi, sebagian besar diantaranya perempuan dengan tingkat pendidikan tinggi dan anak-anak, sementara sebagian laki-laki terkena wajib militer, populasi Ukraina didominasi warga negara berusia lanjut. Ella Libanova, salah satu ahli demografi dari Akademisi Sains Nasional menuturkan, sejak perang pecah angka fertilitas turun dari 0,9 menjadi 0,7.

Sebanyak 15.000 laki-laki usia kerja telah tewas dan terluka, berdasarkan data intelijen AS yang dirilis pada April. Di sisi lain, Libanova juga memperingatkan bahwa setelah pembatasan masa perang terhadap laki-laki yang meninggalkan negara itu dicabut, kemungkinan akan banyak yang bergabung menetap dengan keluarga mereka di luar negeri.

"Risiko besar adalah laki-laki akan pergi," katanya. "Kita akan kehilangan orang-orang muda, berkualitas, giat, berpendidikan. Itulah masalahnya".

Dengan Rusia sekarang menempati sekitar seperlima dari wilayah negara itu, Libanova memperkirakan populasi di daerah yang dikendalikan oleh Kyiv bisa mencapai 28 juta. Angka ini turun dari perkiraan pemerintah sebesar 41 juta sebelum invasi 24 Februari 2022.

Perkiraan tersebut tidak termasuk Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014, yang berpenduduk sekitar 2 juta orang pada awal tahun itu. Bahkan sebelum perang, populasi Ukraina sebetulnya telah menyusut.

Libanova memperkirakan populasi antara 28 juta dan 34 juta pada awal tahun 2023 di beberapa bagian negara yang dikuasai Kyiv. Pusat Strategi Ekonomi memperkirakan bahwa antara 860.000 dan 2,7 juta orang Ukraina mungkin akan menetap di luar negeri.

Data itu didapat dari jajak pendapat pada Februari terhadap lebih dari 1.000 pengungsi di negara-negara Eropa. Akibatnya, ekonomi bisa turun 2,55-7,71 persen dari PDB per tahun.(jawapos)


Sumber: fajar.co.id

Berita Terkait



add images