iklan
Sementara itu, Freddy Haris selaku Ketua Asosiasi Pengusaha Batu Bara Provinsi Jambi memaparkan kondisi pertambangan di Jambi. Ia menyoroti kebijakan yang dilakukan terhadap tambang 'emas hitam' ini. "Seperti di Jambi masih menggunakan truk kecil DT 10 sedangkan di daerah lainnya pakai truk besar DT 30. Selain itu ditemukan juga di Jambi ini tidak konsisten serta masih tak kompak dan suka sifat mengadu-ngadu," katanya.

Di tempat yang sama, Aminuddin selaku Direktur Antikorupsi Badan Usaha KPK mengatakan niatan pihaknya ke Jambi untuk pencegahan. Karena Jambi ini merupakan daerah yang kaya dengan sumber daya alam yang luar biasa. "Harusnya kalau dikelola dengan baik pendapatan masyarakat Jambi bisa tinggi per kapitanya, itu bisa dicapai kalau ada kemauan dan komitmen," akunya.

Ia juga menjelaskan ada beberapa kendala dan titik rawan korupsi. Seperti pemberlakuan pemberian nomor lambung yang menimbulkan celah negosiasi. Serta ada juga pungutan. "Ini penyebabnya jalan khusus belum tersedia," katanya.

Untuk itu, kata Aminuddin, perlu komitmen bersama seperti harus adanya jalan khusus dan KPK mendorong pungutan tarif tertentu. (aan)


Berita Terkait



add images