iklan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto saat hadir di Rakernas APEKSI.
Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto saat hadir di Rakernas APEKSI. (IMAM AKHMAD/FAJAR)

Bisa jadi, ujungnya adalah mempertemukan poros Anies dengan poros Ganjar atau Prabowo. Di sisi lain, bisa jadi Anies tidak lolos.

"Misalnya yang lolos dalam poros Ganjar dan Prabowo. Kalau ini muncul maka bila melihat kecenderungan saat ini, kubu Anies lebih dekat ke Prabowo, ketimbang masuk PDIP," jelas Dekan Fisip Unhas itu.

Analis politik Unhas A Ali Armunanto juga menilai bahwa dua poros mungkin saja, tetapi ada kondisi yang membuatnya susah terwujud. Pertama, jika dilihat pergerakan politik saat ini, sudah terpolarisasi ke tiga poros.

Begitupun dengan kekuatan-kekuatan pelengkap akselerasinya sudah tertarik ke masing-masing kubu tersebut. "Terakhir kita lihat misalnya, Demokrat larinya bergabung ke Prabowo," kata Ali.

Kemudian, PDIP sendiri sudah terlalu percaya diri dengan kekuatannya. Jadi walaupun mereka akhirnya akan bergabung maka sudah akan sulit sekali.

"Karena masing-masing posisinya adalah calon presiden. Kedua mereka punya pendukung yang kuat dan calon wakil yang sangat potensial. Di sisi lain, mereka juga masing-masing punya sumber daya politik yang memadai," pungkas Ali.

Justru, Ali mengaku melihat bahwa yang tidak kuat sumber daya adalah PKB dan Nasdem. Bahkan, yang bisa bubar di tengah jalan adalah PKB dan Nasdem jika terus digorogoti. Meskipun sekarang sudah percaya diri karena sudah cukup.

Akan tetapi, berbagai pergerakannya akan dibatasi. Apalagi misalnya Cak Imin sudah diganggu dengan
kasus-kasus korupsi dan segala macam. Kemudian Nasdem yang belakangan mengeluh bahwa semua akses juga ditutup pemerintah.

"Ini kan bisa membuat mereka prustasi dan akhirnya bisa saja berakhir dengan menyerah," jelas Ali.

Analisis politik Unismuh, A Luhur Prianto mengatakan bahwa formasi koalisi Pilpres sudah terbentuk. Tiga poros pasangan calon lebih realistis. Meskipun kata dia, memang di politik selalu ada kemungkinan, tetapi harapan dua poros koalisi itu semakin sulit terwujud.

Namanya tim pemenangan kata dia, tentu mereka punya kalkulasi dan harapan soal kemungkinan 2 atau 3 paslon. Termasuk skenario yang paling menguntungkan paslon yang didukungnya.

"Kalau cuma 2 poros maka polarisasi sosial politik seperti Pilpres 2019 kembali terulang. Persaingan Kubu perubahan vs kubu keberlanjutan akan terus berlanjut dan kembali memanas," katanya.


Berita Terkait



add images