iklan
“Pemandangan di rumah sakit sangat mengerikan. Ibu hamil di lorong menjerit kesakitan. Bayi baru lahir tak dikenal di inkubator, tanpa anggota keluarga yang masih hidup. Bahan bakar sudah habis, saya harus mengungsi, saya tidak tahu apakah mereka selamat,” kata Maha, staf dari Save the Children di Gaza yang kini mengungsi ke selatan namun biasa berlindung di luar rumah sakit Al Shifa.

Direktur Save the Children di Palestina, Jason Lee, mengatakan bayi-bayi dilahirkan dalam mimpi buruk karena sebuah bencana kemanusiaan. Keluarga mereka terputus dari kebutuhan dasar. Ibu hamil melahirkan tanpa perawatan medis dan bayi prematur meninggal di inkubator. Ia pun menyerukan bahan bakar harus diizinkan masuk ke Gaza untuk menggerakkan generator dan fasilitas kesehatan.

“Kekerasan harus dihentikan. Kita memerlukan gencatan senjata. Kita memerlukannya sekarang,” ujarnya.

Gaza saat ini sedang dihantam serangan tak henti-henti dan dikepung militer Israel, yang berdalih melakukan pembalasan terhadap penyerbuan kelompok militan Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Sedangkan militer Israel telah menewaskan sekitar 11.100 orang sejak itu berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Gaza. (*)


Sumber: tempo.co

Berita Terkait



add images