iklan
UNRWA mengatakan kiriman bahan bakar yang mereka terima jumlahnya sedikit, bahkan hanya setengah truk, dan terlebih lagi hanya digunakan secara eksklusif untuk truk yang mengumpulkan barang-barang yang tiba di Rafah, perbatasan Gaza dengan Mesir.

“Artinya, bahan bakar tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan lain … misalnya untuk stasiun air desalinasi, sistem pemompaan limbah, atau untuk toko roti. Hingga kemarin, 70 persen penduduk di wilayah selatan tidak memiliki akses terhadap air bersih. Dan mulai hari ini, limbah mentah mulai mengalir di jalanan,” ujar Lazzarini.

Tanpa bahan bakar, ia menegaskan bahwa UNRWA tidak akan mampu menyalurkan bantuan yang mereka terima dari Mesir kepada orang-orang yang membutuhkan di Gaza.

“Jelas, jika masalah bahan bakar tidak diatasi, kita berisiko menghentikan seluruh operasi kemanusiaan,” tuturnya. (*)


Sumber: tempo.co

Berita Terkait



add images