Setelah SB menjerit sambil memanggil mama di rumah warga tersebut, mobil itupun putar balik dan kabur meninggalkan anak yang hampir menjadi korban penculikan ini.
"Setelah mobil itu kabur, anak saya melihat mobil itu keluar dari perumahan baru lari ke rumah mengadu ke saya dalam posisi tubuh yang gemetar, ketakutan. Saya tenangin dia sambil saya kasih minum dan saya sama adik saya melapor ke Ketua RT setempat," terangnya.
Dari keterangan SB kepada ibunya, laki-laki yang berada didalam mobil tersebut terlihat berjumlah 3 orang. Tetapi SB hanya melihat sekilas saja karena takut dihipnotis atau ditarik.
"Penjelasan anak saya yang sepintas dia lihat itu ada 3 orang, didepan 2 dan bangku tengah 1. Tapi kemungkinan ada juga di bangku belakang 2 orang karena ada suara dari belakang, mungkin 5 atau 6 orang," beber Manza.
Menurut Manza, sejumlah siswa SD di depan perumahan dan madrasah tempat sekolah anaknya cukup banyak yang berjalan kaki saat pulang sekolah, karena posisi rumah yang tidak jauh dari sekolah. Bahkan di area tersebut tidak terlalu sepi.
"Disini sudah biasa anak jalan kaki karena dekat, tidak pernah ada hal kejadian gimana-gimana. Tidak pernah ada terpikir sampai ada kejadian ini, anak saya pun lebih sering saya jemput tapi saya agak terlambat pada hari kejadian itu jemputnya," jelasnya.
Manza mengungkapkan, akibat kejadian tersebut, anaknya mengalami trauma sehingga tidak mau sekolah.
"Kalau trauma pasti, tadi pagi dia bilang sama saya takut ke sekolah," katanya.
Karena mengalami ketakutan, Manza mencoba untuk menenangkan sang anak, memberikan semangat dan support.