iklan
Setali tiga uang, Inggris dan Jerman juga menyerukan gencatan senjata. Menlu Inggris David Cameron dan Menlu Jerman Annalena Baerbock telah menerbitkan pernyataan bersama yang menyerukan gencatan senjata berkelanjutan.

’’Tujuan kami tak bisa sekadar mengakhiri pertempuran saat ini. Perdamaian harus bertahan selama berhari-hari, bertahun-tahun, dan bergenerasi-generasi. Karena itu, kami mendukung gencatan senjata. Tetapi, hanya jika gencatan senjata itu berkelanjutan,’’ bunyi pernyataan bersama yang diterbitkan di The Sunday Times dan Welt am Sonntag.

Hal itu merupakan reaksi atas penderitaan luar biasa yang dialami penduduk Gaza. Inggris dan Jerman memiliki pandangan yang sama bahwa konflik di Gaza tidak dapat berlanjut berlarut-larut.

’’Israel tidak akan memenangi perang ini jika operasi mereka menghancurkan prospek hidup berdampingan secara damai dengan Palestina. Mereka punya hak untuk menghilangkan ancaman yang ditimbulkan Hamas. Tapi, terlalu banyak warga sipil yang terbunuh,’’ lanjut artikel itu.

Terpisah, Al Jazeera Media Network akan memproses pembunuhan juru kamera Samer Abudaqa di Gaza ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Mereka menginstruksikan tim hukumnya untuk segera memproses laporan itu.

Abudaqa terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak pada Jumat (15/12). Saat itu dia melaporkan pengeboman di sekolah yang jadi tempat penampungan pengungsi di Khan Younis.

’’Berkas hukum juga akan mencakup serangan berulang terhadap kru Al Jazeera yang bekerja dan beroperasi di wilayah pendudukan Palestina dan contoh-contoh hasutan terhadap mereka,’’ bunyi pernyataan media yang berbasis di Qatar itu.

Menargetkan jurnalis adalah kejahatan perang berdasar Pasal 8 Statuta Roma. Sejak serangan Israel ke Gaza, 64 pekerja media tewas. Mayoritas karena bom maupun tembakan dari IDF. (*)


Sumber: fajar.co.id

Berita Terkait



add images