JAMBIUPDATE.CO,- Afrika Selatan mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional atau ICJ atas agresi militer Israel di Gaza pada 11 Januari 2024. ICJ yang bermarkas di Den Haag diminta memutuskan apakah serangan Israel ke Gaza merupakan genosida terhadap warga Palestina.
Gugatan yang dilayangkan Afrika Selatan itu cukup mengejutkan. Sebab gugatan bukan dilayangkan oleh negara-negara Arab yang bertetangga langsung dengan Israel dan Palestina.
Dukungan Afrika Selatan terhadap Palestina bukanlah fenomena baru. Selama bertahun-tahun pemerintah dan masyarakat sipil telah menunjukkan dukungan yang teguh terhadap perjuangan Palestina, meskipun terdapat perbedaan geografis dan budaya yang besar
Kongres Nasional Afrika yang berkuasa di Afrika Selatan telah lama membandingkan kebijakan Israel di Gaza dan Tepi Barat dengan sejarah mereka sendiri di bawah rezim apartheid yang didominasi oleh minoritas kulit putih. Rezim apartheid ini berlangsung hingga 1994 yang memaksa orang kulit hitam untuk tinggal di “tanah air” yang secara khusus ditunjuk.
“Hari ini kita bergabung dengan dunia dalam mengungkapkan kengerian atas kejahatan perang yang dilakukan di Palestina melalui penargetan warga sipil, infrastruktur sipil, lokasi PBB dan target rentan lainnya,” kata Naledi Pandor, menteri hubungan internasional dan kerja sama Afrika Selatan, dalam sebuah pernyataan. pada 7 November
“Tindakan ini mengingatkan kita pada pengalaman sebagai warga kulit hitam Afrika Selatan yang hidup di bawah apartheid. Inilah salah satu alasan utama warga Afrika Selatan, seperti halnya masyarakat perkotaan di seluruh dunia, turun ke jalan untuk mengungkapkan kemarahan dan keprihatinan mereka terhadap apa yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat.”
Israel melancarkan kampanye militernya sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Sejak itu, Pasukan Pertahanan Israel atau IDF telah melancarkan kampanye udara dan darat yang ganas melawan Hamas, yang telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007, menewaskan lebih dari 25.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Sejak perang dimulai, simbol solidaritas bermunculan di seluruh Afrika Selatan. Seniman jalanan telah melukis mural bendera Palestina, papan reklame yang menuduh Israel melakukan genosida telah dipasang, dan stiker yang menampilkan slogan-slogan seperti “Genosida IsREAL” dan “#FreeGaza” telah didistribusikan.
“Sebagai warga Afrika Selatan, seseorang mengetahui adanya penindasan, perlawanan, dan apartheid,” ujar Leila Samira Khan, seorang pengacara dan aktivis Afrika Selatan.
“Palestina terkait dengan perjuangan kemerdekaan Afrika Selatan. Saya lahir di Belanda dari orang tua asal Afrika Selatan pada tahun 70an dan diberi nama Leila Khaled,” katanya, mengacu pada aktivis Palestina yang terkenal itu.