iklan

JAMBIUPDATE.CO, - Gula merupakan salah satu komponen utama dalam pola makan sehari-hari. Meskipun gula diperlukan sebagai sumber energi bagi tubuh, konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan yang serius.

Dikutip dari WebMD, sumber utama gula tambahan adalah minuman manis, permen, makanan yang dipanggang, dan produk susu manis. Beberapa makanan gurih, seperti roti, saus tomat, dan protein batangan juga dapat mengandung gula tambahan. 

Gula tambahan sulit diidentifikasi pada label nutrisi karena biasanya disebut dengan berbagai nama, seperti sirup jagung, nektar agave, gula palem, sari tebu, atau sukrosa. Namun nama ini tetaplah gula, dan mengonsumsi gula berlebihan dapat berdampak negatif pada tubuh. 

Dilansir dari Medical News Today, berikut beberapa hal yang akan terjadi saat tubuh mengonsumsi banyak gula:

1. Kerusakan gigi

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kadar gula yang tinggi dalam makanan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 seiring berjalannya waktu. Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal (NIDDK) menambahkan bahwa faktor risiko lain, seperti obesitas dan resistensi insulin, juga dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Gula memberi makan bakteri yang hidup di mulut. Ketika bakteri mencerna gula, mereka menghasilkan asam sebagai produk limbah. Asam ini dapat mengikis enamel gigi sehingga menyebabkan gigi berlubang.

2. Jerawat

Sebuah penelitian pada 2018 terhadap mahasiswa di Tiongkok menunjukkan bahwa mereka yang minum minuman manis tujuh kali seminggu atau lebih lebih mengalami jerawat sedang atau parah.

Selain itu, sebuah studi pada 2019 menunjukkan bahwa menurunkan konsumsi gula dapat menurunkan faktor pertumbuhan seperti insulin, androgen, dan sebum, yang semuanya dapat menyebabkan jerawat.

3. Pertambahan berat badan dan obesitas

Gula dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh yang mengontrol berat badan seseorang. Hormon leptin memberi tahu otak bahwa seseorang sudah cukup makan. Namun, menurut penelitian pada hewan, pola makan tinggi gula dapat menyebabkan resistensi leptin. Artinya, seiring berjalannya waktu, pola makan tinggi gula menghalangi otak untuk mengetahui kapan seseorang sudah cukup makan.

4. Diabetes dan resistensi insulin


Berita Terkait