iklan

JAMBIUPDATE.CO,- Tokoh-tokoh senior dari Hamas dan pemberontak Houthi di Yaman mengadakan pertemuan yang jarang terjadi untuk membahas koordinasi tindakan mereka terhadap Israel pada Jumat.

Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya dari Hamas dan Jihad Islam, kantor berita Prancis mengatakan para pemimpin dari dua kelompok Palestina, serta Front Populer Marxis untuk Pembebasan Palestina, mengadakan “pertemuan penting” dengan perwakilan Houthi pekan lalu.

Kelompok tersebut membahas “mekanisme untuk mengoordinasikan tindakan perlawanan mereka” untuk “tahap selanjutnya” perang di Gaza, kata sumber tersebut. Mereka tidak menyebutkan di mana pertemuan itu berlangsung.

Kelompok tersebut juga berbicara tentang kemungkinan serangan darat Israel ke Rafah, kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Menurut PBB, sekitar 1,5 juta orang memadati Rafah, benteng terakhir Hamas di Gaza, dan sebagian besar dari mereka mengungsi dan berdesakan di perbatasan Mesir dalam kondisi kehidupan yang mengerikan.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Jumat bahwa dia telah menyetujui rencana militer untuk melakukan operasi di Rafah.

Houthi menegaskan bahwa mereka akan melanjutkan serangan mereka terhadap kapal-kapal Laut Merah untuk “mendukung perlawanan Palestina,” menurut sumber Hamas dan Jihad Islam.

Pemimpin pemberontak Abdul Malik Al-Houthi mengatakan pada Kamis bahwa serangan mereka akan diperluas untuk menargetkan kapal-kapal yang menghindari Laut Merah dengan melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan.

Kelompok Houthi telah menargetkan kapal kargo milik Israel atau dari dan menuju Israel di Laut Merah. Ini sebagai respons terhadap serangan Israel di Gaza yang dimulai pada Oktober lalu, dan baru-baru ini kelompok tersebut mengatakan akan memperluas serangannya.

Hamas dan Houthi termasuk dalam “poros perlawanan,” kumpulan gerakan yang didukung Iran yang memusuhi Israel dan Amerika Serikat. Poros ini juga mencakup milisi Hizbullah Lebanon dan Irak.

Serangan Hamas pada 7 Oktober mengakibatkan sekitar 1.139 kematian di Israel, berdasar angka resmi Israel.

Hamas juga menyandera sekitar 250 sandera Israel dan asing, puluhan di antaranya dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November. Israel yakin sekitar 130 tawanan masih berada di Gaza, termasuk 32 orang yang diduga tewas akibat pengeboman Israel dan tiga diantaranya tewas ditembak tentara Israel.

Kampanye pembalasan Israel terhadap Hamas telah menewaskan sedikitnya 31.490 orang di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut. (*)


Sumber: tempo.co

Berita Terkait



add images