iklan

JAMBIUPDATE.CO,- Sumber di Pemerintah Isreal pada Selasa, 26 Maret 2024, mengungkap Tel Aviv telah meminta tim negosiatornya yang ada di Doha, pulang. Pasalnya, tuntutan mereka ke Hamas menghadapi jalan buntu.  

Sumber yang dekat dengan agen intelijen Israel, Mossad, menyebut Ketua Hamas Yahya Sinwar menyabotase diplomasi sebagai bagian dari upaya memperluas perang selama Ramadan. Pihak-pihak yang bersengketa dalam perang Israel -Hamas telah meningkatkan upaya negosiasi dengan di mediasi Qatar dan Mesir. Upaya mediasi ini dilakukan di antaranya untuk membebaskan warga negara Israel yang masih disandera Hamas. Diperkirakan total masih ada 130 sandera di tangan Hamas.   

 

Hamas sudah berupaya mengakhiri pertempuran dengan menuntut agar pasukan Israel keluar dari Gaza. Namun upaya ini tak digubris Tel Aviv dengan mengatakan pada akhirnya Negeri Bintang Daud itu melanjutkan rencana menghancurkan pemerintahan dan kemampuan militer Hamas.    

Tuntutan lain Hamas adalah meminta agar ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi selama perang berkecamuk selama enam bulan, diizinkan kembali ke wilayah utara Gaza. Warga Gaza saat ini banyak yang berlindung ke area selatan.  

Sedangkan sumber di Pemerintah Israel mengungukap Tel Aviv setuju membebaskan sampai dua kali lipat warga Palestina yang ditahan di Israel untuk ditukar dengan sandera yang ditahan Hamas. Total tahanan warga Palestina yang hendak dibebaskan sampai 700-800 orang. Bukan hanya itu, Israel juga setuju mengizinkan beberapa warga untuk pulang ke utara.      

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa, 26 Maret 2024, menyatakan tuntutan Hamas sama seeprti halusinasi. Dia lalu berkesimpulan warga Palestina tidak tertarik pada kesepakatan apapun.

Di Ibu Kota Tel Aviv, ada sekitar 300 anggota keluarga sandera warga negara Israel melakukan protes di luar kantor pusat Kementerian Pertahanan Israel, menuntut agar segera dibuat kesepakatan dan sandera dibebaskan. Ada beberapa demonstran mengurung diri dalam kerangkeng buatan sebagai bentuk protes mereka. Ada pula yang membawa poster foto orang-orang yang mereka sayangi dan masih dalam penyanderaan.    

Hamas menuduh Israel mengulur-ulur waktu karena pada saat yang sama menlancarkan serangan militer. Pembicaraan di Doha berlangsung saat warga Palestina di Gaza menghadapi kelaraparan, kekurangan bahan makanan, obat-obatan dan waswas kelaparan masih akan berlanjut.  (*)


Sumber: tempo.co

Berita Terkait



add images