JAMBIUPDATE.CO,- Israel dan Mesir saling menyalahkan atas pemblokiran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Tel Aviv pada Selasa, 14 Mei 2024 mengatakan Kairo harus membuka kembali penyeberangan Rafah yang berbatasan dengan negara tersebut, sementara Kairo berkata Israel berupaya lempar batu sembunyi tangan atas terhambatnya aliran bantuan kemanusiaan.
Penyeberangan Rafah antara Mesir dan Gaza selatan merupakan salah satu titik perlintasan utama bagi bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina itu, di mana krisis kemanusiaan semakin parah dan beberapa orang dalam risiko kelaparan. Pasokan bantuan telah menumpuk di sisi perbatasan Mesir sejak Israel menguasai penyeberangan itu pada 7 Mei 2024, selagi meningkatkan kampanye militernya di Rafah.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan pihaknya telah berbicara dengan rekan-rekannya dari Inggris dan Jerman tentang “perlunya membujuk Mesir untuk membuka kembali penyeberangan Rafah”, dan akan berbicara dengan menteri luar negeri Italia pada Selasa malam, 14 Mei 2024, waktu setempat.
“Dunia menempatkan tanggung jawab atas situasi kemanusiaan ini pada Israel, namun kunci untuk mencegah krisis kemanusiaan di Gaza kini ada di tangan teman-teman kita di Mesir,” kata Katz di media sosial X.
Ia berjanji kelompok Hamas yang memerintah Gaza tidak akan mengontrol penyeberangan Rafah. “Ini adalah keperluan keamanan yang tidak akan kami kompromikan,” ujarnya.
Komentar tersebut lekas mendapat tanggapan dari Kementerian Luar Negeri Mesir, yang mengatakan Israel bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan di Gaza dan bahwa operasi militer Israel di Rafah adalah faktor utama yang menghalangi bantuan.
“Menteri luar negeri mengecam keras upaya putus asa pihak Israel untuk meminta pertanggungjawaban Mesir atas krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dihadapi Jalur Gaza,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan.
Kementerian tersebut mengatakan Menlu Sameh Shoukry meminta Israel untuk memenuhi tanggung jawab hukumnya sebagai kekuatan pendudukan di Palestina, dengan mengizinkan bantuan masuk melalui pelabuhan darat yang berada di bawah kendalinya. Mesir mengatakan penyeberangan selalu terbuka dari sisi wilayahnya selama pertempuran berlangsung antara Israel dan Hamas sejak 7 Oktober 2023.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 35.173 orang dan membuat 79.061 lainnya luka-luka, menurut penghitungan Kementerian Kesehatan Gaza. Israel memulai agresinya setelah Hamas menyerbu wilayah Israel selatan pada 7 Oktober, yang diklaim menewaskan 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 lainnya berdasarkan penghitungan Al Jazeera berdasarkan angka resmi Israel.
Mesir telah menjadi salah satu mediator dalam perundingan gencatan senjata di Gaza antara Israel dan Hamas. Namun hubungan Kairo dan Tel Aviv menjadi tegang selama konflik tersebut, terutama sejak Israel menguasai Rafah. PBB dan badan-badan bantuan internasional lainnya mengatakan penutupan dua titik penyeberangan ke Gaza, yaitu Rafah dan Kerem Shalom yang dikuasai Israel, telah memutus Gaza dari bantuan kemanusiaan. (*)
Sumber: tempo.co