Adapun anggaran satu ripidter ini, jelas Ariansyah, berjumlah Rp 400 jutaan untuk satu tower dari anggaran Diskominfo Provinsi Jambi.
"Ini sudah termasuk tower, upah pasang, jaringan sehingga bisa dinikmati masyarakat," jelasnya.
Selain tower ripidter ini, andalan program Pemprov Jambi melalui Diskominfo Provinsi Jambi adalah internet gratis. Jenis internet masuk desa ini berbentuk Vsat, Fiber Optik (FO) kabel, atau melalui triangle tower radio. Dimana 125 desa, telah dibangun pada 2022 yang dibangun di kantor pemerintah desa.
"Ini difokuskan pemerintahan desa e-bisnis berguna maupun e-education, ini mendukung program desa digital juga. Ini merupakan program Jambi Mantap Gubernur Jambi Al Haris dan Wagub Abdullah Sani dalam misi ketiga Memantapkan Kualitas Sumber Daya Manusia pada bagian Jambi Cerdas," kata Ariansyah.
Lalu tahun 2023 dibangun sebanyak 80 desa yang blank spot/ tak bisa dilayani. dan tahun 2024 juga 80 internet masuk desa. Dimana tahapannya saat ini sedang survei lokasi dan tempat pemasangan.
"Sehingga totalnya sesuai RPJMD 285 desa akan masuk Internet masuk desa, itu datanya desa yang blank spot dari 1.414 desa yang ada di Provinsi Jambi," ucapnya.
Disinggung terkait anggapan masyarakat 1000 tower yang dijanjikan Pemprov, Ariansyah menyebeut dirinya berpedoman pada RPJMD. Ariansyah mengatakan dalam perencanaan itu tak dikatakan janji gubernur 1000 tower. "Ini hanya analogi saja yang menerangkan jumlah yang banyak, bukan 1.000. Ini sama halnya seperti Masjid Seribu tiang dan Sejuta pura di Bali kan tak sebanyak jumlah itu bendanya," pungkasnya. (aan)