JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Dinas Perhubungan Provinsi Jambi mengungkapkan akan melakukan perundingan dengan masyarakat tembesi. Terkait 34 kapal tongkang milik pengusaha yang tertahan oleh warga pasca penabrakan jembatan.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi John Eka Powa mengatakan, hal ini menjadi kekhawatiran sebab tongkang ini masuk dalam penyewaan dan merugikan segi ekonomi bagi pengusaha.
“Insya Allah pada hari ini (Selasa,red) kami akan bertemu dengan masyarakat dengan mengirimkan perwakilan. Mungkin Pak Asisten II menghadiri rapat untuk memberikan penjelasan ke masyarakat bahwa ini niat baik yang kami berikan dengan memperbaiki Jembatan Tembesi. Soalnya ada 34 kapal yang tertahan di situ,” kata Kadishub.
Melalui upaya perbaikan ini, diharapkan nantinya kapal tongkang yang tertahan ini bisa berjalan kembali. Ia pun menyampaikan kekhawatirannya pada masyarakat terkait berjalan kembalinya 34 kapal tersebut.
“Dishub bersama aparat penegak hukum tetap di depan, memberikan koordinasi dan penyelesaian masalah hukum, kami berkoordinasi dengan pemilik tambang. Insya Allah Rabu, alat sampai di Tembesi kita akan mulai pengerjaan. Itu harus selesai. Nantinya kalau masyarakat Jambi melihat ada 34 kapal masih berjalan, itu kembali karena tertahan kemarin. Kenapa dikembalikan?, Sebab kapal itu disewa, dari segi ekonomi dipikirkan,” ungkapnya.
John uga menjelaskan bahwa proses terbaru untuk permasalahan penabrakan fender Jembatan Batang Tembesi sudah diupayakan oleh pihaknya. Buktinya, akan ada pengiriman bantuan untuk perbaikan fender yang diperkirakan tiba pada Rabu (22/5).
“Untuk tongkang ini, pihak Perkumpulan Pengusaha Tambang Batu Bara (PPTB), sudah mengirimkan armada ke jembatan Batang Tembesi. Ini Insya Allah besok jam 9 atau jam 10 sampai karena menggunakan tongkang untuk memperbaiki fender jembatan Tembesi yang rusak,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Jambi Ibnu Kurniawan mengatakan, akibat tertabraknya fender jembatan Tembesi. Ia khawatir jika terus menerus dilalui jembatan dengan kondisi Fender yang rusak, akan riskan tertabrak pilar utama.
"Untuk di jembatan Tembesi lumayan banyak yang rusak, kita belum hitung kerugiannya karena sedang proses pendetilan, kita harap segera diperbaiki. Itu juga alasan kami meminta dipertimbangkan dihentikan angkutan di bawah jembatan agar tak mengganggu pengerjaan fender nantinya oleh pihak yang menabrak," pungkasnya. (aba/mg1)