JAMBIUPDATE.CO, MUARASABAK - Produksi gabah kering yang dihasilkan petani di Kabupaten Tanjabtim, lumayan cukup tinggi. Dari data yang tercatat di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjabtim, ada sekitar 36.000 ton gabah kering dalam per tahun.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjabtim, Fajar Alamsyah mengatakan, dari 36.000 ton gabah kering dengan konversi menjadi beras hingga mencapai 22.000 ton. Jika diasumsikan seluruh masyarakat mengkonsumsi beras lokal, maka Kabupaten Tanjabtim masih akan tetap mengalami surplus beras sekitar 2.000 ton.
"Hasil dari gabah kering dikonversi menjadi beras. Dan beras yang dihasilkan jika dikonsumsi oleh semua masyarakat kita, masih mengalami surplus ribuan ton," katanya.
Menurutnya, sampai saat ini beras lokal yang ada juga diperuntukan bagi ASN dan perangkat desa. Penggunaan beras lokal dalam Pemerintahan Kabupaten Tanjabtim telah dilakukan sejak tahun 2017. Dimana hal itu berdasarkan Peraturan Bupati nomor 6 tahun 2017.
"Rerata konsumsi beras lokal untuk ASN sebanyak 28 ton per bulannya. Jika dikalkulasikan dari tahun 2017 hingga sekarang, realisasi konsumsi beras lokal untuk ASN dan perangkat desa ini mencapai 2 ribu ton lebih," jelasnya.
Dia menerangkan, beras lokal ini dipasok dari petani yang ada di enam kecamatan, yakni kecamatan Geragai, Muara Sabak Barat, Nipah Panjang, Rantau Rasau, Berbak dan Dendang. Untuk mekanisme penyaluran dan pembayaran, setiap bulan gaji dari ASN secara otomatis terpotong.
"Selanjutnya disalurkan langsung oleh asosiasi pedagang melalui koperasi, sehingga masyarakat umum juga bisa membelinya," terangnya.
Dengan terus berjalannya program beras ASN ini, tentunya dapat membantu menjaga stabilitas harga jual ditingkat petani. Sehingga tidak ada lagi petani yang bergantung pada tauke. "Para petani sangat bersyukur dengan adanya program beras ASN dan perangkat desa ini. Tentunya program ini sangat membantu petani untuk penjualan hasil panennya," tukasnya.
(lan)