JAMBIUPDATE.CO,- Rata-rata 10 anak Palestina setiap harinya kehilangan satu atau kedua kakinya, demikian diungkapkan oleh Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). "Ini memberi Anda gambaran tentang cakupan jenis masa kanak-kanak yang bisa dialami oleh seorang anak di Gaza," kata Philippe Lazzarini.
Pejabat PBB tersebut menyampaikan komentarnya dalam sebuah konferensi pers di markas besar PBB di Jenewa pada Selasa, 24 Juni 2024. Statistik yang dikutip tidak termasuk lengan dan tangan yang hilang, katanya. "Sepuluh per hari, itu berarti sekitar 2.000 anak setelah lebih dari 260 hari perang yang brutal ini. Selain itu, amputasi sering kali dilakukan dalam kondisi yang cukup mengerikan, dan terkadang tanpa anestesi."
Lazzarini menyebutkan sebuah laporan yang diterbitkan oleh Save the Children yang memperkirakan bahwa "hingga 21.000 anak diperkirakan hilang" sejak awal serangan ke Jalur Gaza, baik karena terkubur di bawah reruntuhan, ditangkap, dikubur di kuburan yang tidak diketahui, atau kehilangan kontak dengan keluarga dan kerabat mereka.
Meskipun sulit untuk mengumpulkan dan memverifikasi angka, Save the Children mengkonfirmasi bahwa "setidaknya 17.000 anak di Jalur Gaza tidak ditemani oleh keluarga mereka, dan 4.000 anak hilang setelah tertimbun reruntuhan."
Lazzarini memperingatkan lagi bahwa UNRWA memiliki uang tunai "hingga akhir Agustus," dan menambahkan bahwa badan tersebut masih memiliki "kekurangan sekitar 140 juta dolar AS... untuk menjembatani hingga akhir tahun."
Mengenai situasi di Tepi Barat yang diduduki, ia mencatat bahwa UNRWA sangat prihatin dengan situasi di sana, di mana Palestina menghadapi "perang senyap". Intensitas operasi militer Israel di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat telah menjadi sangat jelas, tambah Lazzarini. (*)
Sumber: tempo.co