JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Arah dukungan Gerindra dan Golkar masih menjadi teka-teki di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Soalnya dua partai ini belum mengeluarkan satu pun surat keputusan (SK) rekomendasi dukungan Kepala Bakal Calon Kepala Daerah (Bacakda).
Padahal dukungan Gerindra dan Golkar termasuk penentu langkah kandidat untuk berlayar di hajatan Pilkada serentak tahun ini. Terlebih kedua partai ini juga merupakan pemenang Pemilu pada 14 Februari 2024 kemarin.
Di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jambi misalnya, dukungan Gerindra dan Golkar akan memastikan skenario head to head atau calon tunggal (kotak kosong). Jika salah satu dari partainya menjatuhkan pilihannya pada pasangan Romi Hariyanto-Saniatul Lativa, maka peluang head to head terbuka lebar.
Namun bila dukungan kedua partai ini diberikan kepada pasangan petahana Al Haris-Abdullah Sani, maka Pilgub Jambi bakal dipastikan calon tunggal (kotak kosong). Sebab pasangan Romi-Saniatul tidak kebagian kursi untuk mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Lantas kapan dukungan akan dikeluarkan Gerindra dan Golkar? Wakil ketua DPD Gerindra Provinsi Jambi, Syahbandar mengatakan bahwa dukungan partainya akan segera rampung dalam waktu dekat ini. “Tidak lama lagi akan keluar, mungkin minggu kedua Agustus sudah selesai secara beriringan,” ujarnya, Senin (29/7) kemarin.
Mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi ini menjelaskan bahwa saat ini sekretaris jendral (Sekjen) Ahmad Muzani masih berada di luar negeri. Setiba di tanah air, kemungkinan semua dukungan akan diselesaikan untuk 11 Kabupaten/kota termasuk Pilgub Jambi. “Sekarang ini Sekjen masih di luar negeri. Kita juga masih menunggu itu,” sebutnya.
Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD II Golkar Provinsi Jambi, Joni Ismed mengatakan bahwa partainya masih menunggu hasil survei tahap kedua selesai dilakukan. Setelah survei itu rampung, maka rekomendasi dukungan untuk Pilgub Jambi dan Pilkada Kabupaten/kota akan diterbitkan. “Kita masih menunggu hasil survei tahap kedua. Ini akan menjadi rujukan kita dalam menentukan dukungan,” ujarnya.
Joni Ismed yang juga adalah anggota DPRD Kota Jambi ini menyebutkan bahwa pihaknya menargetkan hasil survei bisa diketahui pada bulan Juni ini. Sehingga pada awal Agustus, rekomendasi dukungan bisa diteken Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. "Sekarang lagi menunggu survei, Agustus awal akan diumumkan dukungan untuk Pilkada 2024," jelasnya.
Dalam penentuan dukungan ini, kata Joni, partai Golkar tentu akan memprioritas kader internal untuk didorong maju. "Intinya partai Golkar akan mengusung kader sendiri," katanya.
Menurut Joni Ismed, partai Golkar menginginkan kemenangan dalam Pilkada serentak yang dihelat 27 November nanti. Kemenangan itu akan semakin lengkap bila Golkar mengusung kader dari internal partai.
"Golkar ingin menang itu artinya mengusung kader sendiri. Tidak mungkin Golkar memberikan dukungannya pada bukan kader Golkar. Kader Golkar itu potensi semua," katanya.
Namun bila memang kader sendiri dalam elektabilitas yang belum mampu mengimbangi kandidat lain, maka Golkar akan berkoalisi dengan kandidat yang berpotensi menang. "Kalaupun berkoalisi, itu harus kader Golkar," sebutnya.
Sementara itu, pengamat politik Pahruddin menilai bahwa Gerindra dan Golkar kemungkinan masih melihat peluang. Melakukan kalkulasi politik, melihat utung rugi memberikan dukungan kepada kandidat.
“Misalnya di partai Golkar. Mereka ini banyak memiliki tokoh-tokoh yang ingin maju, maka perlu pertimbangan sejauh mana elektabilitas kader,” ucapnya.
Tidak hanya untuk kader yang maju di posisi kedua, tetapi juga pertimbangan untuk posisi nomor satu. Karena jika mendorong kader sebagai calon kepala daerah, maka posisi atau peluang pendamping juga harus dipastikan.
“Kalkulasi inilah yang kemungkinan masih di kaji Golkar. Karena itu mereka masih menunggu hasil survei terakhir sebelum mengambil keputusan,” jelasnya.
Tidak jauh berbeda dengan Gerindra yang juga dalam posisi dilema. Sebagai partai pemenang Pemilu, Gerindra di Jambi masih kekurangan figure internal untuk di dorong maju. “Kalau kita lihat, potensi kader di internal Golkar masih minim sekali. Tidak ada yang siap untuk maju,” sebutnya.
Karena itu, Gerindra juga kemungkinan masih melakukan kalkulasi politik. Sehingga mereka mendapatkan peran sebagai partai penentu di Pilkada 2024. “Inilah yang sebetulnya lagi dihitung Gerindra. Apalagi kedepan Gerindra punya agenda besar, tidaknya pemenang Pilkada,” pungkasnya. (aiz)