iklan

JAMBIUPDATE.CO, MUARASABAK- Sejak ditetapkan status Siaga Karhutla per tanggal 1 Juli 2024, hingga saat ini Kebakaran Lahan Dan Hutan (Karhutla) di Kabupaten Tanjabtim sudah seluas kurang lebih 61 Hektar.

Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tanjabtim, Helmi Agustinus melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Amiruddin. Dia mengatakan, bahwa luasan lahan yang telah terbakar berada di 8 kecamatan. Sedangkan 3 kecamatan lainnya tidak ada terjadi Karhutla. "3 kecamatan itu, yakni Kecamatan Muara Sabak Timur, Kuala Jambi dan Nipah Panjang," katanya.

Masing-masing kecamatan yang mengalami Karhutla, paling luas di Kecamatan Sadu kurang lebih 20 hektar. Kemudian Kecamatan Berbak kurang lebih 15 Hektar, Mendahara kurang lebih 14 hektar, Rantau Rasau kurang lebih 6 hektar, Dendang dan Mendahara Ulu kurang lebih 3 hektar, Muara Sabak Barat, 0,0600 Hektar, Geragai kurang lebih 0,0010 hektar. "Jadi total karhutla yang terjadi di Kabupaten Tanjabtim seluas kurang lebih 61 hektar," jelasnya.

Dalam mengantisipasi terjadinya Karhutla di Kabupaten Tanjabtim, Tim Gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI/Polri, Manggala Agni, Perusahaan dan tim kecamatan terus melakukan patroli memantau api di lahan yang dianggap rawan terjadi kebakaran.

"Sejak status Siaga Karhutla ditetapkan, kita juga telah mendirikan 4 posko, yakni di Desa Mencolok, Kecamatan Mendahara Ulu. Desa Sungai Sayang, Kecamatan Sadu. Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak. Dan Kelurahan Rantau Indah, Kecamatan Dendang," terangnya.

Terkait dengan personil, untuk di posko jaga menurutnya saat ini cukup. Dari BPBD Kabupaten Tanjabtim sendiri ada sekitar 21 personil yang dibagi dalam Tiga regu dengan masing-masing Satu regu berisi 7 personil. Kemudian ditambah lagi dengan personil dari TNI/Polri, Manggala Agni dan pihak perusahaan dan tim kecamatan.

"Alhamdulillah untuk personil kita cukup. Sedangkan peralatan kita juga cukup, karena kita juga dibantu dengan peralatan dari Manggala Agni," sebutnya.

Selanjutnya, status Siaga Karhutla yang ditetapkan hingga 30 September nanti, jika sekiranya kondisi kemarau masih berkepanjangan, pihaknya akan berkoordinasi dengan BMKG dan akan melakukan rapat kembali bersama stakeholder terkait.

"Mudah-mudahan status Siaga Karhutla sesuai dengan prediksi yang telah ditetapkan, dan musim kemarau berakhir," harapnya.

Untuk itu, Amiruddin mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Tanjabtim, untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, dimana akan dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran lahan. Apalagi saat ini adalah musim kemarau yang rawan akan terjadinya karhutla.

"Masyarakat harus pintar. Jangan teledor membuka lahan dengan dibakar. Ikuti aturan, kalau tidak akan ada sanksi yang harus dihadapi," tukasnya. (lan)


Berita Terkait



add images