iklan DPRD Provinsi Jambi ketika meninjau Jembatan Tembesi yang ditabrak tongkang batu bara. Perbaikan molor dari jadwal awal pada Agustus, kini berubah pada pertengahan September.
DPRD Provinsi Jambi ketika meninjau Jembatan Tembesi yang ditabrak tongkang batu bara. Perbaikan molor dari jadwal awal pada Agustus, kini berubah pada pertengahan September.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Fender atau tiang pengaman Jembatan Tembesi yang rusak dihantam tongkang batu bara ditargetkan rampung dalam waktu dekat. Namun pihak terkait mengakui ada permasalahan keuangan sehingga target bisa molor.

Hal ini disampaikan oleh Perwakilan Perkumpulan Pengusaha Tambang Batu Bara (PPTB) melalui Ketua Bidang Air, Sapuan Ansori. 

"Insya Allah untuk kewajiban PPTB, fender 1 sudah siap, fender 2 dalam pelaksanaan Insya Allah dalam pertengahan September sudah selesai," ucap Sapuan (1/9).

Meski demikian, Sapuan tak memungkiri ada kendala yang terjadi. Terkait dengan aktivitas angkutan jalur sungai yang terhenti sehingga menyebabkan kesulitan pendanaan.

"Kendalanya karena angkutan tak jalan, kontribusi dari kawan-kawan pengusaha tak berjalan," ungkap Sapuan.

Terkait itu, Ia berharap ada solusi cepat dari pemerintah. Langkahnya PPTB telah bersurat meminta segera ada solusi jangka pendek dari pemprov.

"Kami meminta dibuka jalur darat namun dengan pembatasan armada. Yang penting bisa bernafas dulu, karena keadaan air surut sudah 3 bulan," akunya. 

Sebelumnya, rusaknya jembatan Tembesi terjadi pada awal dan tengah tahun 2024. Total kerusakan 2 Pilar fender di jembatan tembesi total berjumlah 33 pipa fender sebesar tiang listrik besar itu. Perbaikan Fender itu setidaknya bernilai Rp 4 Miliar untuk satu tempat. 

Sapuan menyebut, pihaknya berharap agar pekerjaan selesai tepat waktu sesuai perencanaan BPJN, Pemprov dan PPTB. Yakni pada Agustus, namun, terkendala pendanaan hingga molor.

"Target pekerjaannya 3 bulan hingga akhir Agustus," sampai Sapuan.

Ia menekankan saat pekerjaan saat ini tak mengganggu lalu lintas distribusi batu bara di Sungai Batanghari.

"Disamping saat pelaksanaan angkutan jalur sungai, kita tetap menjaga keamanan jembatan, juga dengan tetap menetapkan 2 Assist (Tugboat) di setiap jembatan yang dilalui tongkang muatan batu bara saat beroperasi sebelum penghentian," ucapnya.

Sementara untuk, jembatan lainnya yang fendernya ditabrak tongkang, seperti jembatan Aur Duri 1, menunggu keterangan lebih lanjut dari pihak terkait. "Sifatnya kami PPTB kalau si penumbur sudah ada upaya perbaikan PPTB siap memfasilitasi," ucap Sapuan. 

Terpisah, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jambi Johansyah berharap perbaikan jembatan bisa selesai sesuai yang direncanakan.

Untuk kendala yang dihadapi pengusaha itu, Johansyah mengakui angkutan batu bara jalur sungai tak beroperasi lagi lantaran air surut pada musim kemarau. 

"Saat ini tak beroperasi sekali angkutan batu bara lewat sungai. Terkait pemenuhan kuota pengiriman Batu Bara nantinya akan kita kejar saat musim hujan distribusi batu bara di jalur air ini," kata Johansyah kepada Jambi Ekspres.

Menurutnya, PPTB juga sudah menyampaikan surat kepada Satgaswasgakkum dan Pemprov. Tindak lanjutnya akan dilakukan kajian yang dalam.

"Karena kondisi kita harus dikaji betul-betul jangan dianggap tidak fokus," pungkasnya. (aba)

 


Berita Terkait



add images