JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Suasana haru menyelimuti rombongan jamaah haji Kloter BTH 14 asal Kabupaten Tanjabtim, setelah salah satu anggota rombongan mereka meninggal dunia di Arafah, Makkah, Arab Saudi.
Almarhumah bernama Muri Wagiran, seorang jamaah berusia 84 tahun asal Kecamatan Rantau Rasau, meninggal dunia pada Kamis, 4 Juni 2025, setelah melaksanakan ibadah salat Maghrib.
BACA JUGA: Hari Raya Qurban, Nasdem Provinsi Jambi Sembelih 22 Ekor Sapi dan 45 Ekor Kambing
Informasi yang diperoleh dari pihak Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanjabtim menyebutkan bahwa almarhumah meninggal dunia dengan tenang dalam suasana yang sangat khusyuk. Setelah selesai menunaikan salat Maghrib di Arafah, almarhumah sempat memanjatkan doa, lalu merebahkan diri dan menghembuskan napas terakhir di lokasi.
"Beliau baru saja selesai shalat Maghrib dan berdoa, lalu tiba-tiba rebah dan meninggal dunia. Tidak ada keluhan sebelumnya. Ini sungguh peristiwa yang sangat mengharukan, tapi sekaligus menjadi tanda keimanan dan khusnul khatimah," ungkap Kasi Haji dan Umroh Kemenag Tanjabtim, Saipullah.
BACA JUGA: Dari Balik Jeruji, Lapas Kelas IIA Jambi Sembelih 12 Hewan Kurban
Muri Wagiran merupakan salah satu jamaah tertua dalam Kloter BTH 14. Meski sudah lanjut usia, semangat beliau dalam menjalankan ibadah haji sangat tinggi. Dirinya dikenal sebagai pribadi yang sabar dan tawadhu, serta sangat tekun dalam beribadah selama mengikuti rangkaian manasik dan keberangkatan ke tanah suci.
Saipullah menjelaskan bahwa proses penanganan jenazah almarhumah telah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku dalam pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi. Jenazah almarhumah disalatkan dan dimakamkan di tanah suci dengan perlakuan yang layak, sebagaimana jamaah haji Indonesia lainnya yang wafat selama menjalankan ibadah haji.
"Pihak keluarga di tanah air telah kami hubungi dan diinformasikan mengenai kabar duka ini. Alhamdulillah, keluarga menerima dengan ikhlas dan lapang dada. Mereka menganggap ini sebagai bentuk kemuliaan dari Allah SWT, karena almarhumah wafat dalam kondisi sedang menunaikan ibadah haji," jelasnya.
Kematian di tanah suci, apalagi saat wukuf di Arafah, dianggap sebagai salah satu tanda husnul khatimah atau akhir kehidupan yang baik. Arafah sendiri merupakan tempat yang sangat mulia dalam rangkaian ibadah haji, dimana seluruh jamaah berkumpul dan berdoa memohon ampunan serta rahmat Allah SWT.
Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Tanjabtim pihak Kemenag menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan, seraya mendoakan agar almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
"Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah almarhumah dan menempatkannya di surga-Nya yang mulia," tutupnya.(lan)