AKP Jimi menambahkan, kejadian tersebut sempat membuat warga sekitar panik. Pasalnya, pelaku terus mengejar korban dengan pisau hingga ke rumah tetangga yang masih dalam tahap pembangunan.
“Saat itu pelaku terus mengejar korban bahkan sampai ke rumah sebelah yang masih dalam pembangunan. Warga yang mengetahui kejadian langsung datang melerai dan mengamankan pisau dari tangan pelaku,” tambahnya.
Dalam pengakuannya kepada pihak Kepolisian, Rajes mengaku tindakannya dilakukan secara spontan karena diliputi emosi dan kelelahan sepulang kerja.
"Awalnya, Pak, saya juga dengan kondisi capek baru pulang kerja, jadi pikiran tu hilaf melakukan penusukan ke laki-laki itu," ujarnya.
Rajes mengaku sudah mengenal korban pria tersebut sekitar dua hingga tiga bulan terakhir, namun interaksi keduanya terbilang jarang.
"Sudah kenal 2-3 bulan, tapi jarang ketemu, Pak,"ucapnya.
Menurutnya, peringatan kepada pria yang kerap datang ke rumah ibunya itu bukan kali pertama dilakukan. Bahkan, Rajes menyebut sudah lima kali mencoba berbicara baik-baik kepada Andi agar menjaga sikap. Namun peringatannya tidak pernah digubris.
“Karena sudah berulang, Pak. Kejadian ini sudah saya ingatkan juga. Ini yang ke enam. Sudah lima kali saya peringatkan secara baik-baik tapi dak didengar,” tegas Rajes.
Lebih jauh, Rajes menuturkan bahwa kekesalannya memuncak karena perilaku kasar korban dan kebiasaannya meminjam uang kepada sang ibu. Ia menduga, utang-utang yang sering ditagih oleh debt collector berasal dari ulah korban.
"Korban laki-laki ini suka main kasar, gampang main tangan dan sering minjam uang mama saya yang bayar. Saya tidak tahu duitnya untuk apa, yang jelas kadang debt collector datang nagih duit dan mungkin duit itu larinya ke dia," ujarnya geram.(*)
