Namun, tidak satu pun mengajukan penawaran, kecuali CV Adyan Jaya Mandiri. Maka tak perlu klarifikasi, tak perlu evaluasi panjang. Otomatis menang—tanpa kompetisi. Tender terbesar selama tiga tahun terakhir ini justru yang paling sepi.
Seorang anggota DPRD Kerinci, yang meminta identitasnya tak dipublikasikan demi menjaga posisi kelembagaan, mengungkapkan kegelisahannya terhadap proses pengadaan pembangunan Gedung DPRD yang selama tiga tahun terakhir hanya dimenangkan oleh satu kontraktor, CV Adyan Jaya Mandiri.
"Kami tak ingin kantor dewan ini menjadi simbol proyek yang dipertanyakan publik. Tiga tahun berturut-turut dimenangkan satu perusahaan yang sama, dengan pola pemenang tunggal, nyaris tanpa perlawanan. Ini terlalu rapi untuk disebut kebetulan," ucapnya lirih.
Ia menyadari sepenuhnya bahwa kewenangan teknis berada di tangan Dinas PUPR. Tapi, ia menekankan bahwa legitimsi lembaga legislatif ikut dipertaruhkan. Bangunan itu bukan sekadar fisik, tapi simbol dari keterwakilan rakyat.
"Kami berharap ada pengawasan ketat terhadap proyek ini. Jika memang prosesnya bersih, mari kita uji secara terbuka. Tapi kalau ada permainan, jangan sampai ini dibiarkan menjadi tradisi. Gedung rakyat harus dibangun dengan integritas," tambahnya. (Hdp)
