Meski tertinggal jauh, Taiwan sempat memberikan perlawanan di penghujung babak pertama. Yu Chia-Huang melepaskan dua ancaman, satu tepat sasaran dan satu lagi melebar tipis di menit 45+1.
Namun, keunggulan Indonesia 4-0 tetap bertahan hingga wasit meniup peluit tanda babak pertama usai. Dominasi penuh Garuda terlihat dari penguasaan bola yang mencapai 74 persen.
Dari segi statistik, Indonesia sangat mendominasi dengan 14 tembakan dan 4 di antaranya tepat sasaran. Sebaliknya, Taiwan hanya mampu melepaskan 3 tembakan dengan 1 on target.
Lini tengah Indonesia benar-benar jadi motor permainan. Peran Nathan Tjoe-A-On, Klok, dan Reijnders membuat aliran bola berjalan mulus dari belakang ke depan.
Di sektor pertahanan, duet Jordi Amat dan Rizky Ridho tampil solid. Mereka tidak hanya menjaga lini belakang, tapi juga aktif membangun serangan dari bawah.
Kiper Emil Audero nyaris tidak banyak bekerja sepanjang babak pertama. Hanya satu tembakan on target dari Taiwan yang benar-benar menguji refleksnya.
Pelatih Patrick Kluivert tampak puas dengan performa anak asuhnya. Strategi pressing tinggi sejak awal terbukti membuat Taiwan tidak bisa mengembangkan permainan.
Peluang demi peluang lahir berkat pergerakan lincah Beckham Putra dan Egy di lini depan. Keduanya menjadi kreator serangan yang terus membongkar rapatnya pertahanan lawan.
Bermain di depan puluhan ribu suporter, Timnas tampil penuh percaya diri. Dukungan dari tribun membuat semangat Garuda semakin berlipat.
Dengan keunggulan telak di babak pertama, Indonesia semakin dekat dengan kemenangan besar. Taiwan jelas harus bekerja ekstra keras jika tidak ingin pulang dengan kekalahan memalukan.
Hasil sementara ini juga memberi sinyal positif bagi perjalanan Timnas di agenda FIFA Matchday. Kemenangan besar akan mendongkrak ranking FIFA Indonesia yang saat ini terus membaik.
