Selain melakukan penelitian lapangan, kunjungan tim UNESCO IGCP ini juga diisi dengan kegiatan akademik untuk memotivasi peneliti muda, termasuk menggelar lokakarya dan perkuliahan di Universitas Jambi (Unja).
Tim ahli tersebut juga menilai Geopark Merangin memiliki potensi ganda, tidak hanya dari nilai paleontologi dan geologi, tetapi juga sebagai aset penting untuk memberikan dukungan untuk pemerintah Jambi di aspek kepariwisataan.
Sementara itu, perwakilan lainnya yakni Bouziane Khalloufi, ilmuwan asal Maroko yang sekarang juga bekerja di MSU mengatakan penelitian fosil di area Geopark Merangin sangat penting untuk memahami konfigurasi bumi di masa lalu.
"Kita tahu zaman dahulu benua itu mungkin posisinya tidak sama dengan yang sekarang, mungkin ada yang menyatu atau ada yang lebih dekat," ujar Bouziane.
Ia menjelaskan bahwa kunjungan langsung ke situs geologi di Jambi ini memungkinkan para peneliti untuk menganalisis fosil-fosil yang ada. Data dari temuan lokal ini kemudian dapat digunakan untuk melihat gambaran yang lebih besar secara global.
"Melalui kegiatan ini, kita melihat dari fosil-fosil geologi ini kita bisa membantu memecahkan misteri dulunya dunia atau bumi ini seperti apa. Jadi bisa melihat dari secara lokal dan juga melihatnya secara global," tambahnya.
Kunjungan kolaboratif ini makin menerangkan signifikansi Jambi, khususnya Geopark Merangin, sebagai situs penelitian kelas dunia untuk memahami sejarah paleogeografi planet kita. (aan)
