iklan Jelang Tahun Baru, Warga Bungo Keluhkan BBM Langka dan Mahal
Jelang Tahun Baru, Warga Bungo Keluhkan BBM Langka dan Mahal

JAMBIUPDATE.CO, MUARA BUNGO – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU di Kabupaten Bungo jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 memicu keresahan warga. BBM jenis Pertalite di tingkat pengecer kini dijual dengan harga fantastis, tembus Rp15 ribu hingga Rp17 ribu per liter.

Kondisi ini dinilai sangat memberatkan masyarakat, terutama pengendara roda dua dan pelaku usaha kecil. Tak hanya harga yang melonjak, BBM di SPBU juga sulit didapat. Kalaupun tersedia, warga harus rela mengantre panjang berjam-jam.

BACA JUGA: Gaji Pokok Pensiun PNS 2026 Naik? Berikut Rinciannya Sesuai Golongan

Pantauan di lapangan, sejumlah pedagang eceran di Kabupaten Bungo mengaku terpaksa menaikkan harga jual karena sulitnya mendapatkan BBM dari SPBU.

“Kalau pun ada BBM di SPBU, untuk dapatkannya sangat sulit. Antreannya panjang sekali,” keluh Yumi, salah seorang pedagang eceran.

Ia mengaku saat ini menjual Pertalite dengan harga Rp17 ribu per liter. Menurutnya, kenaikan harga sudah terjadi sejak pasokan BBM di sejumlah SPBU mulai langka.

BACA JUGA: Wakil Bupati Bungo Ikut Patroli Skala Besar Malam Natal 2025, Pastikan Situasi Aman Dan Kondusif

“Harga naik karena susah dapat BBM. Kami pedagang kecil juga terdampak,” ujarnya.

Yumi menambahkan, kelangkaan tak hanya terjadi pada BBM subsidi. Bahkan, BBM non subsidi jenis Pertamax disebut sudah tidak dijual di beberapa SPBU, sehingga semakin memperparah kondisi di lapangan.

“Ada juga yang menjual Pertalite ke kami, tapi harganya sudah mahal. Karena butuh, terpaksa kami beli dan jual lagi. Mau tidak mau harga ikut naik,” pungkasnya.

Nasib berbeda dialami Lina, pedagang eceran lainnya. Ia memilih berhenti berjualan BBM karena tidak lagi mendapatkan pasokan.

BACA JUGA: Komitmen BWSS VI Jambi dan PT WIKA, Normalisasi Sungai Batang Merao Tekan Banjir

“Biasanya ada yang mengantar BBM ke toko, sekarang sudah tidak ada. Katanya sulit dapat minyak. Jadi terpaksa kami tidak jualan lagi,” ujarnya.

Sementara itu, pantauan di SPBU Cadika, Kecamatan Rimbo Tengah, antrean panjang terlihat sejak siang hari. Kendaraan roda dua dan roda empat mengular demi mendapatkan BBM.

Sejumlah pengendara mengaku terpaksa tetap mengantre karena pengecer banyak yang tutup, sementara harga eceran yang masih ada dinilai terlalu mahal.

“Pengecer sekarang banyak tutup. Kalau pun ada, harganya mahal sekali,” keluh Sumaryono, salah seorang pengendara motor.

Kondisi ini pun ramai diperbincangkan warga di media sosial. Banyak yang berharap pemerintah dan pihak terkait segera turun tangan agar pasokan BBM kembali normal dan harga tidak semakin mencekik masyarakat jelang pergantian tahun. (aes)


Berita Terkait



add images