Dua bom meledak di kantor KPU Provinsi Jambi. Satu bom meledak saat akan dijinakkan oleh tim penjibak Bom Polda Jambi, sementara itu satu bom lagi berhasil dijinakkan, namun akhirnya di ledakkan untuk alasan kemanan oleh tim penjinak bom.
Bom – bom tersebut, sebelumnya, merupakan ancaman yang dilakukan oleh kelompok – kelompok yang tidak menerima hasil pemilu. Mereka sempat menyandra beberapa orang pejabat KPU.
Dua bom yang meledak tersebut, merupakan salah satu adegan dalam simulasi pengamanan pemilu yang dilakukan oleh Polda Jambi. Dalam pengamanan pemilu legislative 2014 maupun Pilres 2015, Polda mengelar operasi Mantapbrata.
Simulasi pengamanan Jumat (7/2) dihadiri oleh anggota Forkompinda dan para pimpinan partai politik serta penyelenggara pemilu.
Diawali saat masa kampanye pasangan capres. Digambarkan, ada pasangan capres Sule- Parto (Supar) yang akan menggelar kampanye Capres. “Tim kepolisian siapkan pengamanan calon,” ujar Narator.
Saat kampanye sempat terjadi bentrok massa, tim pengamanan dan patwal sigap mengamankan massa maupun calon. Saat pengamanan berlangsung, ada adegan tim mendapat serangan dari masyrakat menggunakan senjata api di beberapa titik rawan. Dan tim menerapkan strategi hit and run terhadap pasangan calon. Tim dari Polantas sebagai Patwal sigap membawa calon dengan mobil kecepatan tinggi untuk menghindari serangan.
Memasuki masa pencoblosan di TPS, disimulasikan, semua warga melakukan pencoblosan. Yang buta, yang sakit juga ikut mencoblos. Ada dua potensi konflik, pertama ada yg memilih didua tempat. Yang kedua,mencoblos diluar TPS.
--batas--
”Setelah perhitungan suara, kotak suara selanjutnya dikirim ke PPK, selanjutnya ke KPU. Kotak suara dikawal dengan patwal. Lagi lagi dalam situasi ini, terdapat peluang potensi konflik. Dimana massa menghadang pengiriman kotak suara. Strategi hit and run lagi lagi diterapkan untuk menghindari pencurian kotak suara,” beber Narator dalam acara simulasi, Jumat (7/2).
Yang paling rawan adalah perhitungan di KPU. Saat perhitungan, massa mulai mengepung kantor KPU. Pengamanan mulai dilakukan di KPU. Protapnya, ada negosiator dengan para simpul masa..
Negosiator tidak mempan,maka dalmas mulai bekerja untuk mengamankan situasi..
Saat massa bertambah dan kemanan memanas, maka pasukan dalmas tambahan dikerahkan. Pasukan menggunakan tameng, dilengkapai senjata dan kendaraan berat juga dikerahkan.
Masa semangkin beringas melakukan pengerusakan, membakar beberapa sarana umum. Aparat menembakkan gas air mata, dan water calon untuk membubakarkan massa.
Aparat memagar kantor KPU dgn security barier berupa kawat berduri.
Konflik antar masa pendukung juga terjadi, bentrok antar masa sulit dihindari dimasa pemilu. Tim brimob anti anarkis disiagakan.
Tim anti anarkis berupaya membelah masa dan melakukan tembakan pantul menggunakan peluru karet.
Adegan selanjutnya, penyanderaan salah satu anggota KPU. Tim Bravo serta Alfa berupaya membebaskan sandra dan menggunakan peralatan penjinak bom. Baku tembak jarak dekat, dan pelepasan sandra dilakukan.
Terakhir penjinakan bom waktu. Dua bom coba dijinakkan, 1 meledak, dan 1 berhasil dijinakkan lalu diledakkan oleh anggota tim khusus.
Dalam wawancara Jumat (7/2), Kapolda Jambi Brigjen Pol Satriya Hari Prasetya mengatakan, dalam rangka pengamanan Pemilu 9 April 2014 untuk wilayah Provinsi Jambi, Polda Jambi dan jajaran akan mengerahkan sebanyak 4000 orang personel.
Dikatakan Satriya, Kapolri, Jenderal Pol Sutarman, telah menginstruksikan agar setiap polda mengerahkan dua per tiga dari seluruh kekuatannya, untuk pengamanan Pemilu 2014. Selain personel Polri, Satriya mengatakan pengamanan Pemilu 2014 di Provinsi Jambi juga akan melibatkan personel dari institusi lain. "Kita kerahkan dua per tiga dari seluruh personel Polda Jambi dan jajaran. Kita memiliki 6000 personel, dan yang akan dikerahkan sebanyak 4000," kata Satriya.
Dijelaskanya, ada dua daerah di Provinsi Jambi yang dinilai rawan konflik. "Kalau untuk daerah, yang cukup rawan adalah Kota Jambi dan Kerinci," ungkapnya.
Satriya juga mengatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Densus 88 Anti Teror, untuk mengantisipasi adanya aksi teror di Provinsi Jambi jelang pelaksanaan Pemilu 2014. Sejauh ini, kata Satriya, juga dilakukan monitoring terhadap segala bentuk gangguan kamtibmas jelang Pemilu 2014. "Sesuai dengan Peraturan Kapolri, seluruh personel Polri juga harus netral. Kalau tidak, tentu ada sanksi," pungkas Satriya.
sumber: jambi ekspres