iklan
Tahun 2014 ini, nilai investasi yang diproyeksikan untuk Provinsi Jambi senilai Rp 16, 5 Triliun (T). Nilai ini lebih tinggi Rp 1, 5 T dibandingkan target tahun 2013 yang hanya Rp 15 T. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT), Hefni Zen menngakui hal tersebut.

“Pada 2014 ini, target investasi di Provinsi Jambi dinaikkan dari sebelumnya hanya senilai Rp 15 T menjadi Rp 16, 5 T,” katanya kepada media ini belum lama ini.

Bahkan, dia mengaku optimis realisasi tahun 2014 ini akan over target. “Ya Insya Allah bisa over target lagi dengan kerja keras kawan-kawan semua dan kesadaran dari pihak investor untuk melaporkan investasinya jadi nanti jadi masih ada kemungkinan,” katanya.

Pada tahun 2013, laporan hingga September, nilai investasi di Provinsi Jambi mencapai Rp 21 T. Padahal, menurutnya, target yang ditetapkan hanya sebesar Rp 15 T.

Dia menegaskan, jika hingga saat ini, laporan investasi di akhir tahun 2013 belum masuk. Sehingga pihaknya belum mengetahui berapa jumlah investasi yang sudah terealisasi selama 2013. “Mungkin dalam waktu dekat akan masuk laporannya. Sekarang kita belum mengkompilasikan secara keseluruhan, namun sekitar bulan November  dan September sudah dilaporkan sebesar  Rp 21 T dan itu over target dari Rp 15 T,” ujarnya.

“Sekarang masih mengumpulkan lagi laporannya, mungkin dalam waktu dekat ini akan ada laporan lagi untuk final Desember 2013. Desember ini belum keseluruhan karena daerah ada yang belum mengirimkan, jadi belum final,” tambahnya.

Investasi di Provinsi Jambi saat ini, katanya, didominasi oleh sektor primer. “Sekarang investasi nampaknya masih didominasi sektor primer, perkebunan, karet dan juga seperti industry juga ada, dari kertas juga,” ungkapnya.

Ditanya, soal banyaknya perusahaan tambang batu bara yang tak lagi melakukan aktifitas apakah mempengaruhi iklim investasi di Provinsi Jambi? Hefni mengatakan, tak ada pengaruhnya.

“Kalau batu bara tak ada pengaruh. Sepanjang ini memang pengaruh dari penerimaan Negara memang berpengaruh, hanya saja dari sisi investasi tak ada pengaruh, karena sebagian mereka ada yang belum operasional, mereka masih wait and see jadi tak berpengaruh,” tandasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait