Terkait protes warga yang enggan pindah dari komplek perumahan Pertamina,
Pendik Wahyu Dianto, Human Resources Analyst PT Pertamina EP Field Jambi mengatakan, bahwa pihak pertamina sudah bicara dengan para warga tersebut.
Dikatakan Pendik, warga tersebut sudah diberi waktu untuk mempersiapkan kepindahanya dari komplek perumahan. “Kita beri waktu 7 minggu,” ungkapnya kepada media ini.
Dijelaskan Pendik, kronologis kasus ini, bermula saat beberapa waktu lalu banyak komplek perumahan karyawan Pertamina yang tidak dihuni. Lalu, kebijakan perusahaan, dari pada tidak dihuni, rumah tersebut boleh saja ditempati oleh pegawai dari pihak ketiga atau outsourtcing.
“Waktu itu, daripada rumahnya rusak tidak dihuni, kami memperbolehkan mereka yang bekerja di Pertamina tapi karyawan pihak ketiga atau outsourcing menempati rumah-rumah yang kosong itu. Namun, dengan perjanjian, bahwa mereka harus siap angkat kaki jika perusahaan meminta dan akan menggunakan perumahan tersebut,” jelas Pendik.
Dibeberkannya, bahwa, pihak Pertamina terpaksa meminta kembali aset mereka setelah beberapa waktu lalu Pertamina melakukan perekrutan baru. Pertamina mengangkat pegawai outsourcing untuk menjadi pegawai tetap.
“Untuk pekerja baru, kami punya kewajiban untuk memberikan fasilitas perumahan. Di sini ada perumahan, tapi tidak mencukupi. Jadi, manajemen memutuskan, rumah yang dihuni pihak ketiga seperti guru dan pegawai outsorsing akan diambil,” jelasnya.
Ditambahkan Pendik, tidak semua rumah ditarik atau diminta dikosongkan, hanya rumah yang berukuran besar saja. “Kemarin, ketemulah 34 rumah itu. Lalu kita surati awal Februari kemarin. Menejemen beri waktu kepada warga untuk mengosongkan rumahnya hingga Maret,”tukas Pendik.
sumber: jambi ekspres