iklan DUET MAUT: HBA - Hazrin Nurdin bakal jadi duet maut di Pilgub 2015.
DUET MAUT: HBA - Hazrin Nurdin bakal jadi duet maut di Pilgub 2015.
Konstalasi politik Jambi  2014 memanas seiring reshuffle kabinet HBA-Fachrori baru-baru ini. Banyak skenario dan rumor-rumor yang berkembang di masyarakat. Diantaranya, menyebutkan, reshuffle kabinet HBA kali ini merupakan upaya HBA menyusun strategi politik menjelang Pilgub 2015.

Hal ini tergambar dari tokoh-tokoh yang dirangkul HBA. Diantaranya, tokoh lembaga budaya Batak, Rahmad Derita. Meski sempat direshuffle oleh HBA diawal kepemimpinannya, mantan Kadis Pendidikan Tanjabtim ini masuk kembali ke barisan kabinet Jambi Emas.

Ini semakin menguatkan sinyal rumor yang menyatakan akan ada duet Hasan Basri Agus (HBA)-Hazrin Nurdin (HN) yang notabene Ketua DPW PAN Provinsi Jambi.

Mengingat, secara historis sudah tidak dapat dipungkiri lagi bagaimana kedekatan Rahmad Derita dengan Hazrin paman kandung Bupati Tanjung Jabung Timur, Zumi Zola yang juga disebut-sebut bakal maju menjadi lawan tanding HBA.

Selain itu, juga perlu diingat dan dicermati bagaimana peran aktif Hazrin dengan dukungan moril dan materil memenangkan HBA-CE untuk Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun beberapa waktu lalu.

Pengamat Politik Jambi, Jafar Ahmad saat dimintai tanggapannya mengenai hal tersebut mengatakan, memang tidak bisa pungkiri, diera otonomi daerah kekuatan penuh itu berada di tangan kepala daerah.

“Jadi posisi kepala dinas hampir sama dengan posisi menteri kepada presiden. Cuma bedanya menteri boleh tidak PNS dan kepala dinas harus PNS. Maksudnya, orang menjadi kepala dinas secara logika politik salah satunya pasti ada unsur politis,” ujarnya.

Dengan demikian menurutnya, siapa yang ada di situ pasti ada kaitannya atau hubungannya dengan kebutuhan kepala daerah. “Dalam konteks Jambi misalnya, logika politiknya seperti itu. Misalnya, Rahmad Derita rekomendasi dari Hazrin, atau si A rekomendasi dari siapa. Kalau ada rekomendasi seperti ini pasti ada deal yang sudah terjadi, ada sesuatu di balik itu,” sebutnya.

Jika memang ini terjadi, ini berarti menjadi salah satu upaya dari HBA untuk menggalang kekuatan dari kelompok lain. “Jadi logikanya, seseorang calon gubernur apalagi incumbent dia harus semakin banyak menggaet orang atau dukungan politik dari banyak unsur, itu semakin baik bagi pencalonan berikutnya,” tuturnya.

Dengan adanya gabungan dari kelompok lain, itu akan menambah kekuatan baru. Dan sang petahana memang harus melakukan dan ini memang harus dipertimbangkan.

Dikatakannya, kekuatan besar di Jambi ada pada HBA dan keluarga besar Nurdin. Pada keluarga besar Nurdin yang paling popular adalah Zumi Zola. Zumi akan menjadi lawan berat HBA dengan asumsi kelompok Nurdin ini tidak terpecah. Tetapi kalau rumor duet HBA-Hazrin Nurdin memang terjadi, HBA tidak akan punya lawan tangguh.

“Kalau terjadi skenarionya itu, kekuatan HBA akan bertambah dan kekuatan Zumi akan terpecah. HBA juga punya jaringan kepala daerah yang banyak. Agak berat bagi Zumi Zola untuk bertarung di Pilgub, karena salah satu kekuatan kelompok ini ada pada seorang Hazrin. Kalau itu terjadi, HBA cukup berhasil menggalang kekuatan politik,” tandasnya.

“Tidak jadi wakil pun, tetapi Hazrin masuk dalam lingkaran HBA ini akan menjadi kekuatan besar bagi HBA. Tetapi kita tidak bisa memastikan apakah betul atau tidak. Memang dengan kondisi tidak terpecah pun HBA ini akan kuat karena dia incumbent,” sambung Jafar.

Sementara itu, Sayuti Una, Pengamat Politik Jambi lainnya juga menilai bisa saja ada skenario politik dibalik masuknya orang Hazrin dikabinet HBA. “Mungkin bisa saja, HBA punya keinginan untuk menang,” ujarnya.

Namun menurutnya, harus diingat bahwa di PAN itu Hazrin tidak berdiri sendiri. Ada kekuatan lain, seperti Zulkifli Nurdin (ZN) meski dia tidak lagi menjadi pengurus saat ini.
--batas--
“Tapi kekuatan ZN saya kira masih mengakar. Jadi demi kepentingan, HBA punya kepentingan apalagi terakhir ini sebagian orang-orang dekatnya terkena kasus. Artinya HBA sudah berfikir tidak lagi memperbanyak geb dengan rival-rival politiknya. Proses menerima orang-orang dari pihak rival itu sah saja dalam politik demi memperkokoh akhir masa jabatan dan memasuki periode berikutnya,” imbuhnya.

Tetapi untuk bicara apakah HBA akan menggandeng Hazrin, ia mengaku masih terlalu dini untuk bicara itu. Pertanyaannya apakah ZN merestui atau tidak. “Karena banyak pertimbangan, apakah memang ZN setuju atau tidak. Harus diakui kekuatan PAN itu tidak hanya pada Hazrin tetapi kekuatan ZN masih ada saya kira. Sampai saat ini masih ada orang-orang yang masih setia dengan dia di PAN,” tuturnya.

Selain itu, ada juga nama Zumi Zola yang dinilai berpotensi untuk dimajukan. “Walau bagaimana pun Zumi Zola masih punya nama bagus dan berpotensi untuk dicalonkan. Kalau memang itu yang terjadi, apakah nanti harus bersebrangan antara Hazrin dan ZN atau memang ZN merestui itukan masih tanda tanya besar,” tukasnya.

Jika memang HBA menggaet Hazrin, ia mengakui mungkin ini menjadi bagian dari upaya untuk menggoyang kekuatan Zumi yang disebut-sebut bakal menjadi lawan tangguhnya.

“Mungkin ada, dalam politik sah-sah saja untuk menggoyang musuh dengan cara masuk ke dalam itu. Tetapi sebenarnya Zumi tanpa PAN pun masih ada orang lain yang akan melirik dia. Kalau memang bisa terwujud, lagi-lagi simpatisan PAN atau orang-orang PAN apakah bisa menyeberang ke HBA, pertnyaan itu belum bisa terjawab,” pungkasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images