iklan
Peserta yang telah lulus tes PNS dari tenaga honorer kategori 2 dikabupaten Batanghari terkesan tidak bersih. Hal ini terbukti adanya isu Short Message Servis (SMS) yang beredar dikalangan wartawan. SMS yang beredar terkesan adanya unsur suap jika peserta ingin lulus.
Dalam SMS yang beredar disebutkan, peserta yang ikut didalamnya ada yang membayar Rp 15 juta, Rp 50 juta hingga Rp 80 juta.

Dalam sms itu disebutkan, ada guru honorer yang mengejar di SD Sridadi. Namun sayangnya Dalam pesan singkat tersebut tidak disebutkan idintitasnya. Guru honor itu tidak lulus karena menurut kata-kata dalam SMS yang beredar, Guru SD Sridadi hanya mampu membayar Rp 15 juta kepada Kepala BKD Batanghari Syargawi. Sementara teman Guru tersebut sudah dinyatakan lulus, karena mereka mampu membayar Rp 50 juta hingga Rp 80 juta. Selain itu dalam SMS yang beredar juga disebutkan, Guru SD Sridadi yang tidak lulus itu uangnya akan dikembalikan oleh Syargawi.

Adanya SMS indikasi suap pada penerimaan tenaga honorer K2 menjadi PNS ini dibantah tegas oleh kepala BKD Batanghari Syargawi, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan diruang kerjanya (18/2) kemarin. Dikatakannya, untuk penerimaan tenaga honorer K2 menjadi PNS dirinya tidak pernah menerima uang satu rupiah pun dari sejumlah peserta yang lulus. Sebab, untuk kelulusan peserta sudah ditentukan oleh Menpan.

"Satu sen pun saya tidak pernah terima uang dari para peserta tes honorer K2. Jangankan menerima uang, ketemu dengan para peserta K2 hingga saat ini belum pernah ketemu. Saya berani bersumpah, tidak pernah terima uang. SMS tersebut mungkin dari oknum yang sengaja memperkeruh suasana. Jika mereka ragu dengan hasil tes silakan temui saya, jangan ngirim SMS gelap tapi tidak berani bertanggung jawab," bantah Syargawi.

Dijelaskan Sargawi, Bahwa SMS gelap tersebut, jauh sebelum beredar dikalangan wartawan dirinya sudah mengetahui. Diakuinya, selama proses K2 namanya seringkali dicatut oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. "Gara-gara K2 ini, namanya saya seringkali dicatut oleh para oknum gelap. Seringkali saya menerima telfon dari orang-orang yang saya kenal, bahwa ada oknum yang menelfon peserta dengan mengatas namakan saya. Padahal saya saat itu berada di Jakarta, oknum menelfon peserta dengan meminta uang dan di iming-imingi mereka dipastikan lulus," jelasnya.

Lebih jauh Syargawi mengatakan, sebelum proses K2 beberapa waktu lalu, Syargawi sudah mewanti-wanti kepada bawahannya agar tidak bermain dalam hal apapun terkait K2. "Semua anak buah saya sudah saya wanti-wanti, jangan pernah terima uang dari para peserta. Jika kedapatan ada anak buah saya yang terlibat dalam hal ini, maka saya tidak segan-segan akan memberikan sangsi tegas,"tutupnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images