iklan
MUARABULIAN, Para petani karet di Batanghari saat ini tengah menjerit dengan harga karet yang tiap harinya semakin turun.

Salah seorang petani karet warga Muara Jangga, Feri Kurniawan menuturkan, dalam minggu terakhir ini, harga karet hanya Rp 6.000 per kilogram. “Harga karet sangat jauh menurun, padahal seminggu sebelumnya harga karet sempat mencapai Rp 14.000 per kilonya,” ungkap Feri.

Ditambahkannya, tidak stabilnya harga karet belakangan ini belum diketahui penyebab pastinya. “Kami juga tidak mengerti penyebab turunnya harga karet di pasaran. Apakah memang harga karet di daerah lain turun atau hanya di Batanghari saja. Kalau memang secara nasional turun petani tidak bisa berbuat apa-apa,” tambahnya.

Dengan demikian, mereka tetap harus bekerja demi mencukupi makan keluarganya sehari-hari dan untuk membiayai anak sekolah. “Mau di apakan lagi jika harga nya hanya itu, dan hingga saat sekarang ini saya tetap terus bekerja untuk menutupi kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.

Sementara itu, Kadis Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, M Rizal melalui Kabid Perdagangan, Suparno, membenarkan hal tersebut.  Harga karet akhir dalam seminggu ini memang turun drastis. “Harga karet akhir-akhir ini memang turun, dari yang sebelumnya sempat Rp 15.000 per kilonya, namun sekarang sudah turun menjadi Rp 6.000 atau Rp 7.000 per kilonya,” tuturnya.

Ditambahkannya, adapun penyebab dari turunnya harga karet saat ini yaitu disamping dari krisis ekonomi Eropa. Penyebab lainnya juga yaitu banyaknya stok yang tersedia di tempat ekspor di luar negri.

“Penyebab pastinya belum tahu, namun biasanya turunnya harga karet disebabkan masih banyak stok yang tersedia ditempat ekspor seperti dinegara jepang, cina, dan negara-negara lainnya, bisa jadi akibat musim kemarau,”pungkasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images