iklan TERNAK: Sapi yang dikelola oleh masyarakat. Teknis pembagian bantuan dinilai oleh masyarakat tidak merata atau kurang adil.
TERNAK: Sapi yang dikelola oleh masyarakat. Teknis pembagian bantuan dinilai oleh masyarakat tidak merata atau kurang adil.
MUARA BUNGO, Usaha penggemukan atau pemberian bibit ternak sapi di Kabupaten Bungo setiap tahunnya terus diadakan. Namun, dibalik gencarnya program pemberian bibit sapi itu, teknis pembagian bantuan dinilai oleh masyarakat tidak merata atau kurang adil. Bantuan selalu diberikan kepada pemerintah di daerah-daerah tertentu.

Salah seorang warga di Kabupaten Bungo, yang tidak mau namanya disebutkan mengatakan, program yang di kucurkan oleh pemerintah itu sebenarnya bagus, namun, pihak Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) masih memilih-milih masyarakat yang layak untuk diberikan bantuan bibit sapi itu. “Masyarakat tradisional itu jarang diberikan bantuan. Mereka hanya mementingkan masyarakat yang di trans,” katanya.

Pihak Dinas Peternakan menilai, tingkat keberhasilan untuk program pemberian bibit sapi itu tidak berhasil di masyarakat tradisonal. Masyarakat tradisional mengharapkan di bina dan dilakukan penyuluhan terlebih dahulu, sementara Dinas peternakan hanya mencari dimana tempat yang mudah dan tidak teralu rumit. “Kalau pemerintah seperti ini, masyarakat tradisional semakin tertindas,” tegasnya.

Informasinya, dikatakan dia, pada tahun 2013 yang lalu, ada sekitar 13 kelompok tani. Dari 13 kelompok tani tersebut, 12 merupakan kelompok tani dari trans. Sedangkan 1 kelompoknya merupakan masyarakat tradisional. “Ini harus disikapi,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, Saiful Azhar, membatah hal tersebut. “Hampir diseluruh Kecamatan itu ada bantuan,” akunya.

Pada tahun 2014 ini, ada sekitar 300 ekor sapi yang diperbantukan kepada masyarakat untuk kelompok tani. “Batuan kita berikan sapi betina. Juga ada yang jantan. Satu kelompok tani ada yang 10 ekor dan ada yang 20. Jumlah itu tergantung jumlah orang dalam kelompoknya,” ujarnya.

Setiap tahunnya, pemberia bantuan bibit sapi ditengah massyarakat itu semakin bertambah, tahun 2013 yang alu haya 200 ekor. “Inikan untuk membantu sawsembada daging. Jumah ini sebenarnya massih kurang, yang ebih pantasnya itu, satu tahunnya 1000 ekor. Kekurangan itu dikarenakan kekurangan dana,” tandasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images