iklan
Calon legislatif (Caleg) yang akan melenggang ke senayan di prediksikan bakal banyak muka baru dibandingkan incumbent. Caleg-caleg muka baru ini selain masih muda, juga punya keluwesan dalam bersosialisasi. Sehingga banyak disukai pemilih pemula.

Misalnya saja,  Dipo Ilham Djalil. Sebagai Fungsionaris DPD Demokrat dan juga pengusaha muda, dirinya tentu memiliki jaringan yang cukup luas. Ditambah lagi, dirinya merupakan anak dari tokoh terkenal di Jambi, yakni Dr Rizal Djalil. Selain itu juga dirinya juga berasal Kerinci yang masyarakatnya dikenal memiliki ikatan kekerabatan yang cukup tinggi. ‘’44,55 persen pemilih adalah pemilih pragmatis,  bisa saja prediksi berubah dan Dipo terpilih,’’ ungkap Direktur CEPP, As’ad Isma.

Selain Dipo, tokoh muda lainnya yang diprediksikan terpilih yakni Ihsan Yunus. Sebagai putra kandung dari Irsal Yunus, Ketua DPD PDIP Provinsi Jambi  dan Agneta Singadekane (Fungsionaris DPP PDIP), tentu sosok yang satu ini memiliki keleluasaan menggalang dukungan dari struktur partai. Selain itu juga berpotensi mendapat dukungan dari sebagian masyarakat  Jawa dan Sumatera Selatan. Dengan gayanya yang luwes, dia juga banyak digandrungi oleh anak muda Jambi.  

Selain Ihsan, yang juga berpotensi lolos ke senayan dari PDIP yakni Dodi Sularso.  Pengusaha  satu ini sejak setahun lalu melakukan promosi dan sosialisasi di media. Disamping sosialisasi melalui spanduk dari kota hingga kabupaten.

‘’Pendekatan promosi ini membuat  Dodi Sularso meraih popularitas dan mudah  dikenal pemilih di Jambi. Disamping juga dukungan yang sangat kuat dari tim sukses,’’ ujar As’ad memprediksikan.

Selain dua tokoh di atas,  yang juga diprediksikan bisa melenggang ke senayan, yakni Sutan Adil Hendra.  Sebagai ketua DPD Gerindra Provinsi Jambi dan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia akan mempermudah sosok Sutan Adil menggalang dukungan. Terlebih struktur HKTI mengakar hingga ke  grass roat.

‘’Sutan Adil juga warga Jambi yang berasal dari Tapanuli Selatan, sedangkan istrinya berasal dari Kerinci. Dua daerah ini memiliki kultur dan ikatan kekerabatan yang kuat. Tentunya ini mempermudah dalam memobilisir massa untuk dukungan 9 April nanti bagi Sutan Adil,’’ terang As’ad.
--batas--
Meski banyak muka baru, calon-calon incumbent tetap masih berpotensi melenggang ke senayan. Seperti Indrawati Sukadis dari Demokrat, Selina Gita dari Golkar dan HM Bakri dari PAN.  ‘’Ada juga Elviana dari PPP, yang sekarang merupakan anggota DPD RI,’’ tukasnya.

Pengamat politik Jambi, Jafar Ahmad saat dimintai tanggapannya mengatakan, akan ada persaingan yang ketat antara incumbent dan Caleg baru namun sudah punya nama di tengah masyarakat. Menurutnya, selain incumbent yang saat ini duduk di dewan, ada juga Caleg yang bisa dikelompokkan sebagi incumbent yakni, dulunya pernah menjadi pejabat publik atau pernah mencalonkan diri. “Orang-orang ini sudah punya modal sosial. Paling tidak lima tahun terakhir sosialisasi dan popularitasnya lebih tinggi,” katanya.

Logika politiknya, Caleg incumbent dan Caleg yang seperti ini mestinya peluang mereka lebih tinggi. Karena mereka punya popularitas dan punya pengalaman bagaimana cara mempengaruhi pemilih. Karena sistem Pemilu kita masih seperti lima tahun yang lalu.

“Peluang mereka ini mestinya lebih terbuka dibanding yang pendatang baru sama sekali. Tergantung mereka berhasil atau tidak mempersepsikan diri mereka selama ini sebagai wakil yang dipercaya,” jelasnya.

Namun tentunya incumbent yang kini duduk di parlemen, jelas punya keuntungan yang lebih besar. Mereka punya kesempatan untuk memelihara jaringan politik. Lewat hak representasi, mereka berkesempatan mengunjungi titik-titik potensial di masa reses seperti masuk kampung keluar kampung, dan hebatnya, mereka mendapat tunjangan dari dewan untuk melakukan itu.

Bisa dikatakan seperti sambil menyelam minum air. Mereka melakukan tugas, tapi sekalian bisa memelihara jaringan politik dan melakukan pencitraan. Dari kegiatan ini, para caleg pun mulai menebar janji-janji manis. Misalnya, menjanjikan perbaikan jalan, saluran air, atau membangun fasilitas kampung. Tentu saja, dengan embel-embel bila nanti terpilih lagi.

“Jadi kalau mereka tidak terpilih lagi berarti mereka tidak berhasil meyakinkan publik atau pemilih bahwa mereka ini adalah orang yang bisa mewakili,” ujarnya.
--batas--
Meski demikian, ini tidak membuat peluang caleg non anggota dewan tidak memiliki kesempatan sama sekali. Mereka punya peluang lain dengan melakukan pergerakan yang didukung kekuatan jaringan dan finansial yang dimilikinya.

“Apalagi Caleg-nya orang terkenal, dia pernah punya kesempatan untuk berbuat dengan masyarakat, karena dia orang yang pernah popular,” imbuhnya.

Sedangkan untuk Caleg yang memang sebagai pendatang baru sama sekali, itu tergantung proses sosialisasinya. Tetapi kalau mereka juga sama polanya dengan incumbent tentu akan kesulitan. “Tetap yang berpeluang orang yang punya pengalaman lebih. Jadi persaingan akan terjadi antara incumbent dengan orang-orang yang relatrif popular, pernah bersentuhan dengan masyarakat dan lainnya,” tukasnya.

Untuk melakukan sosialisasi dimasa tenang, hampir tidak mungkin bisa dilakukan lagi. Yang bisa menjangkau wilayah yang luas, itu bagi calon yang punya jaringan yang sangat banyak. “Dalam kondisi masa tenang itu yang bisa bergerak mereka punya simpul-simpul disetiap daerah. Kalau mau membentuk itu sekarang tidak ada waktu lagi,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutiv Visi Politika, Azhar Mulia menyatakan, Caleg incumbent yang kembali bertarung relativ punya kesempatan untuk kembali duduk. Tinggal lagi bagaimana perjuangan dan cara mereka membangun citra di tengah masyarakat selama ini. Ia juga menilai, peluang incumbent dan pendatang baru ini hampir sama.

“Sebenarnya hampir sama, yang lima tahun ini banyak berbuat tentu punya nilai tersendiri dimasyarakat. Yang lama kuat dan baru ada juga yang kuat, tinggal lagi bagaimana cara mereka bermain,” ujarnya.

Tentu menurutnya yang sangat menguntungkan bagi yang selama ini telah banyak berbuat dan dirasakan langsung bagi masyakat. Selain itu incumbent juga diuntungkan dengan jaringan yang telah terbentuk selama ini. “Yang baru kalau dia gesit dan serius tentu peluangnya akan terbuka,” tuturnya.

Dikatakan Azhar, untuk Caleg pendatang baru yang berpeluang berdasarkan hasil surveinya beberapa waktu lalu, itu terdapat di Demokrat, Golkar, PDIP. “Ini gambaran hasil survei, kita beberapa waktu lalu. Terakhir inikan peta bisa berubah, ada money politik dan segala cara dilakukan,” katanya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images