MUARABULIAN, Dea Novriani (4,5) tahun, anak pertama dari pasangan Ema Mardiana dan Ansari, warga RT 08 Desa Sungai Baung Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari, yang menderita penyakit Hidrosefalus (kelebihan cairan di kepala, red), butuh bantuan dari pemerintah daerah atas penyakit yang dideritanya.
‘’Sejak menderita penyakit, Dea Novriani hanya minum air putih, sayur, roti, dan susu seadanya, hingga berumur 4,5 tahun tubuh Dea Novriani makin mengecil dan lemas,’’ tutur orang tua Dea Novriani, Ema Mardiana, di kediamannya, kemarin.
Diakuinya, hingga saat ini belum ada perhatian dari pemerintah setempat. Dea novriani sebenarnya pernah diperiksa di salah satu rumah sakit di Jambi. Namun karena terlantar akhirnya ayahnya yang hanya seorang buruh memutuskan untuk segera pulang karena tidak mampu melanjutkan pengobatan. “18 Desember 2012 kami pernah dirujuk ke rumah sakit di Jambi. Karena tidak mendapatkan pelayanan yang baik, kami pun membawanya pulang,” katanya.
Kini orangtuanya hanya pasrah meilhat kondisi anaknya. Mereka sangat berharap bantuan dari pemerintah dan para dermawan agar anaknya bisa sembuh dan hidup normal seperti anak-anak seusianya.
Kadinkes Batanghari, melalui Kasi Pencegahan Penyakit dan Pemberdayaan Masyarakat, Mukhsin, mengatakan pihaknya belum mengatahui adanya balita yang berumur 4,5 tahun yang menderita penyakit hidrosefalus. ‘’Kami segera mengecek. memang benar balita itu terkena penyakit hidrosefalus, kami akan kasih bantuan usufan gizi,” ungkapnya.
Dikatakannya, pihaknya siap membantu. ‘’Solusinya memang harus dioperasi di Jakarta dan Pelembang. Intinya, kami akan bantu biaya pendampingnya hingga ke operasi,” pungkasnya. (sumber: jambi ekspres)
‘’Sejak menderita penyakit, Dea Novriani hanya minum air putih, sayur, roti, dan susu seadanya, hingga berumur 4,5 tahun tubuh Dea Novriani makin mengecil dan lemas,’’ tutur orang tua Dea Novriani, Ema Mardiana, di kediamannya, kemarin.
Diakuinya, hingga saat ini belum ada perhatian dari pemerintah setempat. Dea novriani sebenarnya pernah diperiksa di salah satu rumah sakit di Jambi. Namun karena terlantar akhirnya ayahnya yang hanya seorang buruh memutuskan untuk segera pulang karena tidak mampu melanjutkan pengobatan. “18 Desember 2012 kami pernah dirujuk ke rumah sakit di Jambi. Karena tidak mendapatkan pelayanan yang baik, kami pun membawanya pulang,” katanya.
Kini orangtuanya hanya pasrah meilhat kondisi anaknya. Mereka sangat berharap bantuan dari pemerintah dan para dermawan agar anaknya bisa sembuh dan hidup normal seperti anak-anak seusianya.
Kadinkes Batanghari, melalui Kasi Pencegahan Penyakit dan Pemberdayaan Masyarakat, Mukhsin, mengatakan pihaknya belum mengatahui adanya balita yang berumur 4,5 tahun yang menderita penyakit hidrosefalus. ‘’Kami segera mengecek. memang benar balita itu terkena penyakit hidrosefalus, kami akan kasih bantuan usufan gizi,” ungkapnya.
Dikatakannya, pihaknya siap membantu. ‘’Solusinya memang harus dioperasi di Jakarta dan Pelembang. Intinya, kami akan bantu biaya pendampingnya hingga ke operasi,” pungkasnya. (sumber: jambi ekspres)
