iklan
MESKI belum ada kenaikan harga BBM, harga jengkol dan sembako tetap masih belum stabil.

Pantuan di pasar Kramat Tinggi, Muarabulian,  Batanghari, harga jengkol Rp 60 per Kg. Lela, salah satu pedagang di pasar Kramat Tinggi mengatakan, naiknya harga jengkol saat ini karena jengkol sulit untuk didapatkan, sedangkan permintaan cukup tinggi. “Jengkol sedikit sedangkan permintaan cukup tinggi sehingga harga cenderung naik," katanya.

Dari Merangin dilaporkan, harga sembako terjadi kenaikan yang signifikan. Seperti beras, minyak goreng, dan telur mengalami kenaikan hingga Rp 1.000.  Harga Minyak curah yang biasanya dijual Rp 9.000/Kg naik menjadi Rp 10.000/Kg. Sedangkan telur ayam ras yang biasanya dujual Rp 23.000/Karpet naik menjadi Rp 28.000/Kg.

Harga tepung beras yang biasa dijual Rp 85.000/dus naik menjadi menjadi Rp 89.000/dus. Sedangkan gula Pasir sebelumnya dijual Rp 11.000/Kgnaik menjadi Rp 13.000/Kg untuk cabe rawit yang biasanya biasanya dijual dengan harga Rp24.000/Kg naik menjadi 23.000/kg.

Sedangkan dari Batanghari, Kerinci, Tanjabtim dan Sarolangun, harga sembako masih relatif stabil. Hanya saja di Sarolangun, harga ikan dan ayam cenderung agak naik.

Rosyana (45) salah satu pemilik Warung Di Kecamatan Sarolangun mengatakan dengan kenaikan harga ikan dan daging ayam ini membuat dirinya merasa kesulitan. “ Harga ikan dan ayam naik, dan jika harga Nasi Bungkus yang kita jual naik, maka pelanggan kita akan lari, jadi walaupun harga ikan dan ayam naik kita tidak bias menaikkan harga Nasi bungkus,” ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi (Disperindakop) Haznul Sidki ketika di konfirmasi mengatakan bahwa kenaikan harga ikan dan ayam ini sebenarnya bukan karna factor yang lain, dan ini dikarenakan pasokan yang kurang. “ Untuk harga ikan dan ayam ini untuk minggu depan sudah turun, kemarin itu karena pasokan lagi sedikit sehingga menimbulkan kenaikan harga,” ujarnya.

Di Tanjabtim sendiri, gula pasir turun Rp 1.000. (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images