iklan
Saat ini masyarakat kita di Jambi disibukan dengan kegiatan PEMILUKADA, baik tingkat propinsi dan kabupaten/kota. Ada yang sudah terlaksana ada yang akan melaksanakan mencari pemimpin tingkat kabupaten dan kota. Sebahagian masyarakat masih mempertimbangkan siapa yang akan menjadi pemimpin di daerah masing masing.Karena sistim pemilihan langsung yang berlaku saat ini, memerlukan dukungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat luas. Maka para calon berlomba menarik simpati masyarakat, sibuk pula mengkampanyekan diri mereka, dengan segala cara. Mulai dari pencitraan, janji – janji mereka yang akan dilaksanakan nanti apabila terpilih. Tidak jarang terjadi mulai dari penampilan,menampakan simbol simbol agama.

Kalau tadinya berpakaian biasa-biasa saja, tapi saat kampanye baik penampilan langsung maupun gambar pada baliho baliho terlihat lebih alim, tadinya tidak terbiasa pakai kopiah dan selendang, pada gambar baliho pakai kopiah dan selendang. Pernah ada anekdote,ketika kampanye tak jarang juga membawa jargon-jargon agama, adakalanya mengutip ayat ayat dalam Al Quran. Saat kampanya rajin membaca ayat kursi, tapi setelah kursi dapat ayat nya lupa.

Mengamati fenomena yang terjadi sekarang,penulis merasa tertarik untuk mencoba memaknai apa yang terkandung dalam kata-kata Pemimpin,Pejabat atau Penguasa.Dari istilah Penguasa,ada kesan bahwa yang jadi Penguasa akan selalu berorientasi kekuasaannya dalam melakukan kebijakan-kebijakan dalam melaksanakan pemerintahan didaerah kekuasaannya. Sedangkan dalam istilah Pejabat ada kesan seorang yang menjadi pejabat perlu dilayani, punya ajudan, sekretaris pribadi, bahkan kadang untuk hanya mengambilkan kacamatanya di lakukan oleh ajudan.Kalau dalam perjalanan di jalan raya di kawal mobil patroli polisi yang membunyikan sirene, sehingga semua orang harus menyingkir untuk memberi jalan kepada sang Penguasa atau Pejabat. Ketika sesorang telah menjadi Pejabat atau Penguasa biasanya lupa dengan segala yang pernah di kampanyekannya, lupa dengan rakyatnya,dan kegiatan sehari hari orientasinya hanya jabatan dan kekuasaan.

Sedangkan dengan istilah “Pemimpin” ada makna pesan didalamnya adalah seorang yang jadi panutan bagi rakyatnya, dan mengayomi rakyatnya,bahkan sering juga dikatakan seorang pemimpin juga  melayani rakyatnya.Pemimpin yang dirindukan adalah pemimpin yang merakyat dan dapat memperjuangkan nasib rakyat menuju kemakmuran dan kesejahteraan, sehingga menjadi pemimpin yang dicintai dan senantiasa di doakan untuk selalu amanah dalam menjalankan tugas.

Dalam suatu riwayat, dari Auf bin Malik ra., ia berkata :Saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda: “Pemimpin yang bijaksana adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, kalian selalu mendoakan atasnya dan ia selalu mendoakan kalian.Pemimpin yang terjahat adalah yang kalian benci dan membenci kalian, sedangkan kalian mengutuknya dan ia mengutuk kalian”. Kami bertanya: Wahai Rasulullah saw. Sebaiknya kita pecat saja mereka  Itu?” Beliau menjawab: “Jangan, selama ia masih mengerjakan shalat berjamaah dengan kalian.(HR.Muslim).

Pemimpin dalam istilah agama adalah seorang imam, dimana seorang imam sebelum melaksanakan sholat jamaah dianjurkan untuk melihat dan memeriksa makmum. Mungkin barisannya belum beres, atau ada makmum yang belum siap, atau ada makmun yang biasa hadir pada waktu itu tidak nampak hadir karena alasan tertentu. Maka seorang imam akan segera menjenguk dan membangkitkan kembali ghairah sholat berjamaahnya.

Sosok kepemimpinan Rasulullah saw. Adalah pemimpin yang sangat dicintai rakyatnya. Karena beliau senantiasa dekat dan terlibat dalam kesejahteraan umat.Beliau terlibat langsung dalam problematika masyarakat dan aktif mencari solusi untuk mengatasinya. Ini lah salah satu kunci kesuksesan kepemimpinan Rasulullah saw sehingga beliau adalah sosok pemimpin yang dicintai umatnya.

Tentu inilah yang kita rindukan dan kita harapkan bersama yaitu pemimpin yang betul-betul merakyat sekali gus dicintai rakyat.  Merakyat bukan berarti pesona dan pencitraan. Tetapi yang paham dan dapat menterjemahkan aspirasi dan keinginan masyarakat dalam bentuk kebijakan. Kita merindukan Pemimpin yang amanah dalam menjalankan tugasnya. Pemimpin yang yang memiliki komitmen yang kuat untuk penegakan keadilan, kejujuran dan kebenaran.

Sesuatu yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah sifat Keadilan. Dengan keadilan seorang pemimpin akan mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Pentingnya keadilan ini bagi para pempimpin,dalam Al Quran ada 15 ayat yang membicarakan tentang keadilan,begitu pentingnya keadilan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam khotbah-khotbah jumat selalu di kumandangkan ayat ayat Al Quran yang berkenaan dengan keadilan. Yang sering dikutip QS.An-Nahl (16) ayat 90 : artinya. “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan memberi kepada kaum kerabat ,dan Allah melarang dari perbuatan keji dan kemungkaran dan permusuhan, Dia memberi pengajaran kepadamu agar dapat mengambil pelajaran”

Sosok Rasulullah saw, pantas menjadikan rujukan bagi seseorang yang jadi pemimpin. Dalam menghadapi keberagaman yang ada dalam masyarakat, Rasulullah juga dapat dijadikan contoh. Dimana ketika Rasulullah saw ketika hijrah ke kota Madinah, Rasulullah menemukan keberagaman budaya dan agama penduduk kota Madinah. Maka Rasulullah saw mengeluarkan yang terkenal dengan “PIAGAM MADINAH” 14 abad yang lalu. Suatu perjanjian dan kesepakatan masyarakat Madinah untuk hidup berdampingan secara damai.  Salah satu contoh sifat keadilan yang ditunjukan Rasulullah dalam menghadapi masyarakat yang beragam budaya,agama dan lain-lainnya.  

Dari piagam Madinah ini lahirlah konsep-konsep kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk kita Indonesia dengan Istilah MASYARAKAT MADANI.  Yaitu sistim sosial yang diazaskan pada keseimbangan antara kebebasan perorangan dan ke stabilan  masyarakat.

Harapan dan kerinduan kita   terhadap sosok Pemimpin yang peduli dengan rakyatnya, yang menegakan keadilan, kejujuran dan kebenaran, akan hadir di tengah-tengah kita. Wallaahu A’lam Bish-Shawaab.

(* Penulis :Ketua STIE Muhammadiyah Jambi/Pengamat Hukum dan Pemerintahan

Berita Terkait