iklan

(Refleksi Tiga Tahun Kepemimpinan HBA- Fachrori)

TANPA terasa, tiga tahun sudah Gubernur H Hasan Basri Agus (HBA) dan Wakil Gubernur, H Fachrori Umar memimpin Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini. Dibawah kepemimpinan beliau memang banyak kemajuan yang dicapai. Meski di sana-sini juga masih terdapat kekurangan-kekurangan.

Hal inipun diakui oleh Gubernur saat refleksi tiga tahun kepemimpinan beliau di rumah dinas Sabtu lalu. Sebagai seorang pemimpin HBA, sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Program yang dirancangpun sudah cukup baik. Misalnya program Samisake, perbaikan infrastruktur jalan, pemberian beasiswa, bedah rumah, dan lain-lain. Program-program ini memang dirasakan masyarakat, tapi belum spektakuler. Contohnya, ketika program  bedah rumah dijalankan,  persepsi masyarakat belum terkooptasi bahwa itu adalah program HBA.  Tapi, perpsepsinya masih ngambang. Karena di tingkat bupati juga ada yang menjalankan program tersebut.  Begitupun dengan program beasiswa.

Dan yang lebih gampang diklaim lagi program perbaikan jalan. Ketika jalan baik, bupati bisa saja mengklaim itu programnya. Tapi, begitu jalan buruk, pihak Pemprov tentu yang disalahkan. Terlebih melihat pola pembangunan jalan yang tidak merata di ruas yang sama. Misalnya program pembangunan jalan beton dari Bukit Paku ke desa Benteng Rendah Kecamatan Mersam. Jalan yang dibeton ini tidak dibangun sekaligus  sepanjang ruas tersebut.

Tapi masih menyisahkan jalanberaspal yang rentan rusak dan sulit terkontrol. Kalau dalam kondisi seperti saat ini, pola pembangunan seperti itu tidak masalah. Karena memang jalan aspalnya baru dibangun. Dalam jangka waktu beberapa bulan kedepan, tentu jalan aspalnya akan berlobang lagi. Ketika jalan yang diaspal itu berlobang, sumpah serapa masyarakat mulai terdengar.

Begitu hal itu terjadi, pembangunan jalan beton tidak lagi dilihat, tapi kerusakan jalan yang dirasakan masyarakat.  Hal ini sama saja seperti petatah, gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga.  Lantas kenapa tidak dibeton semuanya dan harus menyisahkan jalan beraspal diantara jalan yang dibeton tersebut ?

Dua Tahun Perlu Sensasi
Apa yang dilakukan HBA, memang sudah disosialisasikan masyarakat. Baik itu melalui media cetak, elektronik, maupun media radio. Berbagai programpun dirancang untuk itu.  Mulaidari program SKPD menjawab, Jambi Emas hingga program lainnya.  Tapi tidak ada nilai sensasinya.

Artinya apa yang diekspose tersebut masih bersifat biasa saja, belum optimal dalam membentuk persepsi positif HBA maupun program Pemprov di mata masyarakat.  Kedepan, pemprov Jambi perlu melaksanakan berbagai program yang sensasional. Sehingga betul-betul bisa membentuk pencitraan positif program. 

Misalnya, pemprov mengadakan program bedah 1.000 rumah dalam sehari.  Program  HBA melangkah bersama 10.000 penerima beasiswa Pemprov Jambi. Dan banyak lagi program-program HBA yang bisa dibuat lebih spektakuler.  Ibaratkan dalam jurnalistik, berita yang baik itu ada nilai Wow-nya.  Bukan lagi mencakup unsur 5 W 1 H saja, tapi 6 W 1 H.  Begitupun dengan program HBA sebaiknya ada unsur wow-nya.

Kalau dalam dua tahun kedepan, pemprov Jambi mampu melaksanakan program-program spektakuler tersebut, pencitraan positif kepemimpinan HBA- Fachrori akan lebih baik. Makanya, saya kira slogan Kerja Kerja Kerja yang digaungkan Menteri BUMN Dahlan Iskan harus diadopsi oleh SKPD Pemprov Jambi untuk menunjang pencitraan positif kinerja gubernur dan wakil gubernur.  Semoga program yang baik, akan melahirkan persepsi yang positif. Bukan sebaliknya, program yang baik, malah melahirkan persepsi negatif.

(Penulis adalah Pimpinan Redaksi JE dan anggota Pelanta No 201307007)

Berita Terkait



add images