iklan

(Refleksi Tiga Tahun Kepemimpinan HBA-Fachrori)

KEKHAWATIRAN kita akan menjadi penonton di tanah sendiri bukan tidak mungkin bisa terjadi pada masyarakat Jambi. Apalagi melihat perkem­bangan ekonomi Jambi yang terus tumbuh saat ini. Dimana menurut catatan BPS, pada triwulan I 2013 pertumbuhan ekonomi Jambi 7,84 persen.

Tapi sayangnya, pundi-pundi pertumbuhan ekonomi itu tidak dipegang oleh masyarakat lokal. Hal inilah yang bisa memicu capital out flow (arus mod­al keluar) lebih besar dari capital in flow (arus modal masuk). Jika kondisi ini ter­jadi, masyarakat lokal hanya bisa merasakan pertumbuhan ekonomi itu sesaat saja. Pasca pundi ekonomi ditarik kem­bali sama sang pemilik modal (kaum borjuis), masyarakat lokal tinggal gigit jari dan jatuh miskin kembali. Kenapa de­mikian ? Karena masyarakat lokal bukanlah sebagai owner. Marilah kita tengok, dari daerah satu ke daerah lainnya. Dari perusahaan satu ke perusahaan yang lainnya. Berapa banyak orang lokal yang bisa men­duduki posisi penting, berapa banyak masyarakat lokal yang menjadi owner suatu usaha yang berskala besar. Boleh dibi­lang hampir tidak ada. Kalau­pun ada bisa dihitung dengan jari. Mayoritas pundi-pundi ekonomi di Jambi dikendalikan oleh investor non lokal. Kalau ini tidak diantisipasi, bukan tidak mungkin, kedepan, yang jadi bupati, walikota, dan gubernur serta pejabat strategis lainnya bukan lagi orang lokal. Apalagi cost politik saat ini terbilang cukup tinggi.

Perlu Blue Print
Sebagai pembuat regulasi, pe­merintah provinsi perlu berpikir melakukan penguatan ekonomi masyarakat lokal. Berkaca ke­pada Malaysia, hal itu kiranya patut ditiru. Pemerintah tidak boleh terbuai dan dininabobok­kan oleh sistem ekonomi global saat ini.

Haruskah kita masyarakat lokal Jambi menjadi penonton di tanahnya sendiri ? Hal itu ten­tu tidak mungkin. Pemerintah perlu membuat konsep cetak biru (blue print) penguatan ekonomi masyarakat lokal. Ka­laupun masyarakat lokal tidak bisa didorong untuk mengua­sai sumber-sumber ekonomi , Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bisa difungsikan.

Sangat disayangkan sekali, Jambi dengan beragam potensi yang dimiliki, tapi tidak ada pengusaha lokal yang berskala besar di daerah ini. Begitupun BUMD, tidak ada BUMD raksasa yang menguasai potensi ekono­mi di derah ini. Harusnya hal itu tak boleh terjadi. Masyarakat lokal maupun BUMD didorong untuk menjadi besar. Karena , jika potensi ekonomi dikua­sai masyarakat lokal maupun BUMD, uang akan berputar di Provinsi Jambi ini saja. Artinya, tidak ada modal yang mengalir keluar. Dengan demikian per­tumbuhan ekonomi bisa terus dinikmati oleh masyarakat lokal hingga ke anak cucu nantinya.

Sebaliknya, jika ekonomi masyarakat lokal lemah, mata rantai kemiskinan tidak akan bisa diputus. Kemakmuran hanya dinikmati sesaat saja. Abis tahun, habis periode, habis dasawarsa, masyarakat hanya sebagai penonton. Terlebih dengan sistem kehidupan yang sudah betul-betul kapitalis seperti hari ini. Dimana untuk mengakses fasilitas kehidupan yang berkualitas, dibutuhkan biaya yang cukup besar. Men­gakses pendidikan berkualitas, butuh biaya besar. Mengakses rumah dengan fasilitas berkuali­tas dibutuhkan biaya besar. Mengakses kesehatan dengan pelayanan berkualitas juga dengan biaya besar. Kalaulah masyarakat lokal perekonomi­annya lemah, seluruh akses ke kehidupan yang layak itu sulit ia jangkau. Ketika itu terjadi, ke­hidupan masyarakat lokal akan makin merana. Dan kekayaan dan uang hanya berputar di­antara mereka-mereka yang menguasai sumber daya saja. Dua ta­hun kedepan, pemerintah provinsi saya kira punya PR memaju­kan ekonomi masyarakat lokal tersebut. Cukupkah den­gan pembe­rian beasiswa ? Cukupkah dengan pem­berian modal ? Saya kira tidak cukup, perlu penanganan yang konprehensif dan kontinu sebagaimana Malaysia yang kebijakannya sering disebut diskriminatif, tapi masyarakat melayu di sana sejahtera.

Kalaupun cita-cita ini rasanya sulit diwujudkan, pemerin­tah perlu mendorong BUMD menjadi perusahaan raksasa. Uang di daerah ini, jangan lagi di bawah keluar. Uang daerah ini diusahakan untuk berputar di daerah ini saja. Semoga terwujud.

(Penulis adalah Pimpinan Redaksi Jambi Ekspres dan Anggota Pelanta)

Berita Terkait



add images